Sunday, July 14, 2013

Analisis Regresi Menggunakan Sistem SPSS

ANALISIS REGRESI MENGGUNAKAN SISTEM SPSS



Analisis regresi yang akan saya praktekkan kali ini adalah analisis regresi linier sederhana. Karena materi yang saya dapat dari bangku perkuliahan baru sebatas alanisis yang paling mendasar, saya tidak akan menerangkan bagian-bagian lain yang //masih belum saatnya// untuk dimengerti ^^


PERMINTAAN MINYAK
HARGA MINYAK
PENDAPATAN
responden
1
3
8
10
2
4
7
10
3
5
7
8
4
6
7
5
5
6
6
4
6
7
6
3
7
8
6
2
8
9
6
2
9
10
5
1
10
10
5
1


STEP 1
Analisis variabel terikat dan variabel bebas, Permintaan Minyak, Harga Minyak, dan Pendapatan.
Permintaan Minyak adalah variabel terikat (Y) karena naik turunnya permintaan minyak dipengaruhi oleh harga minyak dan pendapatan.
Harga Minyak adalah variabel bebas (X1)
Pendapatan adalah variabel bebas (X2)


STEP 2
Input data ke dalam SPSS – klik Variable View.
Isikan Name, Type, Width, Decimals, Label, Values, Missing, Columns, Measure. (lihat gambar)




STEP 3
 klik Data View
Isikan nilai dari masing-masing variabel sesuai urutan responden. (lihat gambar)




STEP 4
Klik Analyse – Regression – Linier. (lihat gambar)




STEP 5
Masukkan variabel terikat dan variabel bebas pada masing-masing kolom. (lihat gambar)
Sorot PERMINTAAN MINYAK – klik panah mengarah kolom dependent
Sorot HARGA MINYAK – klik panah mengarah kolom independent
Sorot PENDAPATAN – klik panah mengarah kolom independent



STEP 6
Klik Statistics – centang Descriptives – continue. (lihat gambar)




STEP 7
Klik Plots – continue. (lihat gambar)




STEP 8
Klik Save – continue. (lihat gambar)




STEP 9
Klik Options – continue - OK. (lihat gambar)
Keterangan : Use probability of F, standar error (false) adalah sebesar 5% atau 0.05




STEP 10
Pada langkah ini, kita sudah dapat melihat hasil analisis data yang telah kita input.
Keterangan :
REGRESSION
Pada hasil analisis dapat kita lihat bahwa : Standar Error adalah 0.05 (5%), Variabel terikat (dependent) dilambangkan dengan Y, menggunakan dua variabel bebas yang dilambangkan dengan X1 dan X2.




Descriptive Statistics
Pada tabel ini menerangkan rata-rata (mean), standar deviasi, dan jumlah responden.


  

Correlations
Pada tabel ini menerangkan keterkaitan antar variabel (bebas maupun terikat)
Baris pertama
-          korelasi PERMINTAAN MINYAK & PERMINTAAN MINYAK = 1.000
-          korelasi PERMINTAAN MINYAK & HARGA MINYAK = -0.931
-          korelasi PERMINTAAN MINYAK & PENDAPATAN = -0.951
-          korelasi HARGA MINYAK & PENDAPATAN = 0.901
-          dst.
Baris kedua
Sig. (1-tailed) = satu arah. Pada baris dua, kolom satu, dua, dan tiga. Dapat kita lihat muncul hasil 0.0000 yang berarti korelasi antar variabel signifikan (terdapat hubungan antar variabel) karena dibawah 5%.
Baris ketiga
Pada baris ini menerangkan jumlah responden yang telah diinput.




Variables Entered/Removed
Pada tabel ini menjelaskan variabel bebas yang telah diinput adalah HARGA MINYAK & PENDAPATAN. Sedangkan dependent (variabel terikat) adalah PERMINTAAN MINYAK.




Model Summary
Pada tabel ini, kita fokuskan pada kolom Adjusted R Square.
Karena satuan yang digunakan tidak sama (permintaan minyak = liter/barel, harga minyak = rupiah, pendapatan = rupiah), maka kita menggunakan Adjusted R Square yaitu sebesar 0.914 (91,4%).
Nilai 0.914 artinya, Nilai permintaan minyak mampu dijelaskan oleh pendapatan dan harga minyak sebesar 91,4%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.





ANOVA
Pada tabel ini dapat kita simpulkan bahwa regresi variabel adalah signifikan yaitu sebesar 0.000 (0%) (dibawah 5%) – lihat kolom terakhir pada tabel.





Coefficients
Pada tabel ini menghasilkan hubungan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara terpisah.
-          Harga minyak tidak mempengaruhi permintaan minyak (non-signifikan) yaitu sebesar 12.4% (di atas 5%)
-          Pendapatan mempengaruhi permintaan minyak (signifikan) yaitu sebesar 3.9% (di bawah 5%)




STEP 11
Langkah terakhir dari analisis regresi yaitu menuliskan persamaan regresi yang telah dianalisis. Ambil nilai B pada kolom Unstandardized Coefficients.

Y = 15.096 – 1.015X1 – 0.411X2



Saturday, July 13, 2013

Latihan Soal dan Jawaban Akuntansi Pengantar 2

PT Danamon tanggal 1 Mei 2010 menerbitkan obligasi berjangka waktu 7 tahun kepada PT Dinamika dengan nilai nominal Rp 19.000.000.000 dan bunga 12% untuk mendanai kegiatan operasi dalam menghasilkan dan menjual peralatan elektronik. Bunga dibayar setiap tanggal 30 Oktober dan 31 April. Obligasi diterbitkan pada suku bunga efektif 10%.
1-May Kas 20,880,780,000
       Hutang Obligasi 19,000,000,000
       Premium hutang obligasi 1,880,780,000
Perhitungan :
PV 19.000.000.000, 7 tahun, 10%
5%, 14 periode = 0,50507 x 19.000.000.000 = 9,596,330,000
angsuran 19.000.000.000 x 6%
1.140.000.000 x 9,89864 =  11,284,450,000
Total PV obligasi = 20,880,780,000
Hutang obligasi = 19,000,000,000
Premium atas hutang obligasi = 1,880,780,000
30-Oct Beban bunga 1,140,000,000
       Kas 1,140,000,000
30-Oct Premium atas hutang obliasi 134,341,000
       Beban bunga 134,341,000
Perhitungan :
1.880.780.000 x 1/14 semester = 134.341.000
Jurnal PT Dinamika
1-May Investasi obligasi 20,880,780,000
       Kas 20,880,780,000
30-Oct Kas 1,140,000,000
       Pendapatan bunga 1,140,000,000
30-Oct Investasi obligasi 134,341,000
       Pendapatan bunga 134,341,000
Pada tahun 2009 PT Perahu Layar memiliki transaksi yang terjadi sebagai berikut.
a. Tanggal 3 Feb membeli barang kredit Rp 9.700.000, JT 3 bulan.
3-Feb Sediaan barang dagangan 9,700,000
       Hutang dagang 9,700,000
b. Tanggal 1 April'09 menerbitkan saham preferen 100.000 lembar dengan nilai nominal Rp 20.000 untuk mendapatkan modal tunai sebesar Rp 25.000. Perusahaan mengumumkan deviden tunai tanggal 1 Mei dan akan dibayar 10 Mei dengan per deviden per lembar saham Rp 3.500
1-Apr Kas 2,000,000,000
       Saham preferen 2,000,000,000
1-May Deviden 350,000,000
       Hutang deviden 350,000,000
10-May Hutang deviden 350,000,000
       Kas 350,000,000
Perhitungan :
Rp 3.500 x 100.000 = Rp 350.000.000
c. Tanggal 3 Mei menandatangani wesel untuk barang dagangan dibeli tanggal 3 Feb dengan bunga 12% jangka waktu 5 bulan.
Hutang dagang 9,700,000
       Hutang wesel 9,700,000
d. Biaya gaji yang terjadi di perusahaan pada 1 Desember sebesar Rp 85.225.000 termasuk pajak 10% dan dibayar tanggal 30 desember
1-Dec Gaji yang masih harus dibayar 8,522,500
       Utang pajak penghasilan 8,522,500
30-Dec Utang pajak penghasilan 8,522,500
       Kas 8,522,500
e. Penjualan sebesar Rp 128.000.000 berdasarkan pengalaman tahun lalu biaya garansi 5% dari penjualan dan perusahaan sudah mengeluarkan kas Rp 1.380.000
Biaya garansi 5,020,000
       Kas 5,020,000
Perhitungan :
5% (128.000.000) - 1.380.000 = 5.020.000
Pada tanggal 10 Jan'10 Tn Abdullah beserta Tn Abraham dan Tn Ibrahim menggabungkan usaha dalam persekutuan. Masing masing menyetorkan dana Rp 20.000.000, Rp 13.500.000, dan Rp 11.250.000. Tanggal 25 Mei 2011 Tn Abraham meninggal dunia sehingga 50% dari dananya diambil anaknya, sedangkan Tn Abdullah mengambil sementara 10% dari dananya untuk kepentingan pribadi
10-Jan Kas 44,750,000
       Modal Tn Abdullah 20,000,000
       Modal Tn Abraham 13,500,000
       Modal Tn Ibrahim 11,250,000
25-May Prive Tn Abraham 6,750,000
       Kas 6,750,000
25-May Prive Tn Abdullah 2,000,000
       Kas 2,000,000

Latihan Soal dan Jawaban Investasi Saham

Pada tanggal 2 Januari 2012, PT X membeli 40% saham yang beredar PT Y. PT Y melaporkan laba bersih sebesar Rp 725.000.000 dan mengumumkan deviden sebesar Rp 205.000.000 selama tahun 2012. Berapakah jumlah penyesuaian yang akan dilakukan oleh PT X terhadap investasinya pada saham PT Y dengan metode ekuitas?
Investasi dalam saham PT Y 4,000,000,000
       Kas 4,000,000,000
Perhitungan :
dimisalkan 40% dari seluruh saham PT Y adalah Rp 4.000.000.000
Investasi dalam saham PT Y 290,000,000
       Laba dari saham PT Y 290,000,000
Perhitungan :
40% (Rp 725.000.000) = Rp 290.000.000
Piutang deviden 82,000,000
       Investasi dalam saham PT Y 82,000,000
Perhitungan :
40% (Rp 205.000.000) = Rp 82.000.000
Pada tanggal 2 Januari 2012, PT A membeli 25% saham yang beredar PT B. PT B melaporkan rugi bersih sebesar Rp 250.000.000 dan mengumumkan deviden sebesar Rp 40.000.000 selama tahun 2012. Berapa jumlah penyesuaian yang aka dilakukan oleh PT A terhadap investasinya pada saham PT B dengan metode ekuitas?
Investasi dalam saham PT B 2,500,000,000
       Kas 2,500,000,000
Perhitungan :
Dimisalkan 25% dari seluruh saham PT B adalah Rp 2.500.000.000
Rugi dari saham PT B 62,500,000
       Investasi dalam saham PT B 62,500,000
Perhitungan :
25% (Rp 250.000.000) = Rp 62.500.000
Piutang deviden 10,000,000
       Investasi dalam saham PT B 10,000,000
Perhitungan :
25% (Rp 40.000.000) = Rp 10.000.000
Pada tanggal 1 Maret, PT Refa memperoleh 4.000 lembar dari 50.000 lembar saham biasa yang beredar PT Refi seharga 40,5 ditambah biaya komisi sebesar Rp 150.000. Pada tanggal 8 Juli, deviden tunai sebesar Rp 1.750 per lembar dan deviden saham 2% diterima. Pada tanggal 7 Desember, 1.000 lembar saham dijual seharga 52,5 dikurangi biaya komisi Rp 55.000
Investasi dalam saham PT Refi 16,200,000
Biaya komisi 150,000
       Kas 16,350,000
Perhitungan :
4.000 x 40,5 x 100% = Rp 16.200.000
Biaya komisi = Rp 150.000
Kas = Rp 16.350.000
Kas 7,324,000
       Pendapatan deviden 7,000,000
       Deviden saham 324,000
Perhitungan :
Rp 1.750 x 4.000 = Rp 7.000.000
2% (Rp 16.200.000) = Rp 324.000
Kas 5,195,000
Biaya Komisi 55,000
       Investasi dalam saham PT Refi 4,050,000
       Laba penjualan saham PT Refi 1,200,000
Perhitungan :
1.000 x 5.250 = Rp 5.250.000
1.000 x 4.050 = Rp 4.050.000
Laba = Rp 1.200.000
PT Merah memperoleh 70.000 lembar saham biasa PT Putih dengan total biaya Rp 1.960.000.000 sebagai investasi jangka panjang. PT Putih memiliki 280.000 lembar saham biasa yang beredar. PT Merah menggunakan metode ekuitas untuk investasi tersebut. PT Putih melaporkan laba bersih Rp 3.000.000.000 untuk periode berjalan. PT Putih membayar deviden tunai Rp 3.800 per lembar biasa selama periode berjalan. 
Investasi dalam saham PT Putih 1,960,000,000
       Kas 1,960,000,000
Investasi dalam saham PT Putih 750,000,000
       Laba dari saham PT Putih 750,000,000
Perhitungan :
70.000/280.000 x 3.000.000.000 = Rp 750.000.000
Kas 266,000,000
       Investasi dalam saham PT Putih 266,000,000
Perhitungan :
Rp 3.800 x 70.000 = Rp 266.000.000
PT Jasmine merupakan perusahaan yang menjual produk produk kecantikan dalam jumlah grosir.
3 Jan'10 Membeli 4.000 lembar saham biasa yang beredar milik PT Mawar pada harga 55 ditambah biaya komisi dll Rp 480.000. PT Mawar memiliki 100.000 lembar saham
Investasi dalam saham PT Mawar 22,000,000
       Kas 22,000,000
Perhitungan :
4.000 x 55.000 = Rp 22.000.000
2 Jul'10 Menerima deviden rutin Rp 1.250 per lembar dari PT Mawar
Kas 2,500,000
       Pendapatan deviden 2,500,000
Perhitungan :
6/12 x Rp 1.250 x 4.000 = Rp 2.500.000
5 Des'10
Kas 2,900,000
       Pendapatan deviden 2,900,000
Perhitungan :
6/12 x Rp 1.250 x 4.000 = Rp 2.500.000
Rp 100 x 4.000 = Rp 400.000
2 Jan'11 Memperoleh hak pengendali dari PT Melati dengan membeli 32.000 lembar saham seharga Rp 540.000.000 langsung dari pendiri PT Melati. PT Melati memiliki 128.000 lembar saham yang beredar.
Investasi dalam saham PT Melati 540,000,000
       Kas 540,000,000
6 Jul'11 Menerima deviden tunai rutin Rp 1.250 per lembar dan deviden saham 4% dari PT Mawar
Kas 11,300,000
       Pendapatan deviden 2,500,000
       Deviden saham 8,300,000
Perhitungan :
6/12 x Rp 1.250 x 4.000 = Rp 2.500.000
4% x 4.000 x Rp 55.000 = Rp 8.800.000
23 Okt'11 Menjual 800 lembar saham PT Mawar Rp 68.000. Pialang mengurangi biaya komisi dan lain lain Rp 140.000, dan membayar sisanya.
Kas 54,260,000
Biaya komisi 140,000
       Investasi dalam saham PT Mawar 44,000,000
       Laba penjualan saham PT Mawar 10,400,000
Perhitungan :
800 x Rp 68.000 = Rp 54.400.000
800 x Rp 55.000 = Rp 44.000.000
Laba = Rp 10.400000
10 Des'11 Menerima deviden dengan jumlah baru yaitu Rp 1.500 per lembar dari PT Mawar
Kas 2,400,000
       Pendapatan deviden 2,400,000
Perhitungan :
6/12 x Rp 1.500 x 3.200 = Rp 2.400.000
31 Des'11 Menerima deviden tunai sebesar Rp 38.000.000 dari PT Melati. PT Melati melaporkan laba bersih sebesar Rp 260.000.000 pada tahun 2011. Gunakan metode ekuitas.
Kas 38,000,000
       Investasi dalam saham PT Melati 38,000,000
Investasi dalam saham PT Melati 65,000,000
       Laba dari saham PT Melati 65,000,000
Perhitungan :
32.000/128.000 x Rp 260.000.000 = Rp 65.000.000

Sunday, July 7, 2013

Resume Manajemen - Pembuatan Keputusan

MANAJEMEN
“PEMBUATAN KEPUTUSAN”
Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Manajemen
Dosen Pengampu : Drs. Hamron Z.,M.Si


Disusun Oleh Kelompok 2 :
Erna Wati                    12.0102.0016
Siwi Nurul Arifah       12.0102.0019
Siti Sarifah                  12.0102.0020
Ratih Sawitri               12.0102.0041
Yuni Listiyani             12.0102.0060
Listianadzul Helmi      12.0102.0062
Ika Royani                  12.0102.0076


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
PEMBAHASAN

Manajemen adalah kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerus membentuk  organisasi formal, dan seni membuat keputusan merupakan pusat melakukan hal ini. Pembuatan keputusan mengidentifikasi dan memilih serangkaian tindakan untuk menghadapi masalah tertentu atau mengambil keuntungan dari suatu kesempatan adalah bagian penting dari pekerjaan setiap manajer.

Waktu dan Hubungan Manusia Dalam Membuat Keputusan

Waktu dan hubungan manusia merupakan elemen yang sangat penting dalam proses pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan menghubungkan keadaan organisasi masa kini dengan tindakan yang akan diambil organisasi ke dalam masa depan. Pembuatan keputusan juga menggunakan masa lalu yaitu: pengalaman masa lalu positif dan negatif memainkan bagian penting dalam menentukan pilihan mana yang dilihat oleh manajer layak atau diinginkan. Jadi tujuan untuk masa depan sebagian berdasarkan pada pengalaman masa lalu.
Seorang manajer, tentu saja tidak membuat keputusan terpisah. Ketika manajer memproyeksikan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan mereka sendiri, mereka harus waspada bahwa keputusan orang lain mungkin bertentangan atau berinteraksi dengan keputusan mereka. Pembuatan keputusan, secara singkat adalah proses yang dilakukan manajer dalam hubungan dengan pembuat keputusan yang lain.

Masalah dan Peluang Dalam Menemukan Problem

Pembuatan keputusan berhubungan dengan masalah. Suatu masalah muncul jika keadaan sebenarnya berbeda dari keadaan yang diinginkan. Dalam banyak hal, suatu masalah mungkin adalah peluang yang tersembunyi.
·    Proses Menemukan Masalah
Willian Pounds mengatakan bahwa proses menemukan masalah sering kali informal dan intuitif. Empat macam situasi biasanya memberi peringatan kepada manajer tentang kemungkinan adanya masalah yaitu :
1. Deviasi dari pengalaman masa lalu berarti pola prestasi sebelumnya dalam organisasi terlampaui.
2. Deviasi dari rencana yang ditetapkan berati proyeksi atau harapan manajer tidak terpenuhi.
3. Orang lain sering kali memberi tahu masalah kepadaa manajer.
4. Prestasi pesaing dapat juga menciptakan situasi pemecahan masalah.
·    Mengenali Masalah
Menemukan masalah tidak selalu langsung. Sara Kiesler dan Lee Sproull menunjukkan beberapa kesalahan paling umum yang dibuat manajer dalam merasakan masalah. Mereka menguraikan tiga kategori umum mengenai jebakan yang sering dijumpai oleh manajer : peristiwa yang berkaitan dengan asosiasi yang salah, peristiwa yang berkaitan dengan harapan yang keliru,  serta persepsi diri yang keliru dan citra sosial.
Manajer menyadari bahwa sejumlah besar masalah yan menghabiskan waktu dapat dihindari bila masalah tadi diabaikan saja. Oleh karena itu manajer harus membuat peringkat masalah menurut kepentingannya. Kalau dihadapkan pada masalah penting yang memerlukan suatu keputusan, seorang manajer harus menentukan apakah dia benar-benar bertanggung jawab untuk membuat keputusan.

Sifat Pembuatan Keputusan Manajerial

Masalah yang berbeda membutuhkan tiga pembuatan keputusan yang berbeda pula. Hal-hal yang rutin atau kecil, seperti barang dagangan yang dikembalikan ,dapat diselesaikan dengan suatu prosedur, yaitu suatu tipe keputusan terprogram.  Keputusan yang lebih penting, seperti lokasi tempat penjualan yang baru, memerlukan keputusan tidak terprogram. Karena semua keputusan menyangkut masa depan, manajer harus belajar menganalisis kepastian, risiko dan ketidakpastian yang berkaitan dengan sejumlah tindakan alternatif.
·    Keputusan Terprogram dan Tidak Terprogram
Keputusan  terprogram dibuat dalam kaitan dengan  kebijakan, prosedur atau peraturan tertulis dan tidak tertulis yang menyederhanakan pembuatan keputusan dalam situasi yang terjadi berulang kali dengan membatasi atau megeluarkan alternatif. Keputusan terprogram digunakan untuk menangani masalah yang terjadi berulang kali, apakah kompeks atau sederhana. Bila masalah terjadi berulang-ulang dan bila komponen elemen dapat ditentukan, diramalkan dan dianalisis, mungkin masalah itu merupakan calon pembuatan keputusan terprogram.
·    Keputusan Tidak Terprogram
Berkaitan dengan masalah yang tidak biasa atau merupakan perkecualian. Bila suatu  masalah jarang muncul atau mencakup oleh suatu kebijakan atau demikian penting yang memerlukan perlakuan khusus,  maka harus ditangani sebagai keputusan tidak terprogram.
·    Kepastian, Risiko dan Ketidakpastian
Kepastian (certainty) merupakan kondisi pengambilan keputusan saat seorang manajer mempunyai informasi yang akurat, dapat diukur, dan dapat diandalkan tentang hasil dari berbagai alternatif yang sedang dipertimbangkan.
Risiko (risk) merupakan kondisi pembutan keputusan yang di dalamnya manajer mengetahui probabilitas suatu alernatif tertentu akan mengarah pada sasaran atau hasil yang diinginkan.
Ketidakpastian (uncertainty) merupakan kondisi pembuatan keputusan ketika manajer menghadapi kondisi eksternal yang tidak dapat diramalkan atau kekurangan informasi utuk menetapkan probabilitas beberapa peristiwa tertentu.

Model Rasional Pembuatan Keputusan

Model rasional pembuatan keputusan (national model decision making) merupakan proses empat langkah yang membantu manajer mempertimbangkan alternatif dan memilih alternatif dengan peluang sukses paling besar,yaitu sebagai berikut :

Tahap 1 : Pengamatan Situasi

Penyelidikan yang lengkap mempunyai tiga aspek yaitu :
Mendefinisikan Masalah. Kebingungan dalam mendefinisikan masalah muncul sebgagian karena peristiwa atau isu yang menarik perhatian manajer mungkin adalah gejala dari kesulitan mendasar dan mudah menyebar. Mendefinisikan masalah dalam arti tujuan organisasi yang terhambat membantu untuk menhindari gejala membingungkan dengan masalah.
Mendiagnosis Penyebab. Penyebab tidak seperti gejala ,jarang tampak dan manajer kadang-kadang tergantung pada intuisi untuk mengenalinya .Individu berbeda yang memandang situasi tidak mungkin terhindar dari pengalaman dan tanggung jawab mereka sendiri, mungkin menganggap penyebab masalah yang amat berbeda. Semuanya tergantung pada manajer untuk menyatukan semua potongan informasi yang dimilikinya guna memperoleh gambaran sejelas mungkin.
Mementukan Tujuan Keputusan.Setelah masalah ditentukan dan semua penyebab didiagnosis, langkah berikutnya adalah memutuskan apa yang harus tercakup dalam penyelesaian efektif. Kebanyakan masalah terdiri dari beberaa elemen dan seorang manajer kemungkinan besar tidak akan emmpunyai satu penyelesaian yang dapat dipakai untuk semua masalah.

Tahap 2 : Kembangkan Alternatif

Untuk meningkatkan kreatifitas manajer dalam tugas ini, beberapa orang manajer mengandalkan sumbang saran individu atau kelompok. Sumbang saran (brainstorming) merupakan teknik pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang didalamnya individu atau anggota kelompok mencoba meningkatkan kreativitas dengan mengajukan alternatif secara spontan tanpa memperhatikan kenyataan atau tradisi.

Tahap 3 : Mengevaluasi Alternatif dan Memilih yang Terbaik

Setelah manajer mengambangkan beberapa alternatif, mereka harus mengevaluasi masing-masing alternatif berdasarkan pada tiga pertanyaan kunci yaitu sebagai berikut :
Apakah alternatif ini layak?Penyelesaian apa pun dalam mengevaluasi suatu alternatif, manajer harus mencoba mengantisipasi apa yang akan terjadi bila karyawan gagal mendukung dan menerapkan dengan sepenuh hati.

Apakah alternatif itu merupakan penyelesaian yang memuaskan?Untuk menjawab hal ini manajer perlu memeperhatikan dua buah pertanyaan tambahan. Pertama, apakah alternatif tersebut sesuai dengan tujuan keputusan?Kedua,apakah alternatif tersebut diperkirakan mempunyai kesempatan yang dapat diterima  untuk berhasil?Manajer harus menyadari bahwa definisi “yang dapat diterima” mungkin berbeda dari organisasi yang satudengan organisasi yang lain serta dari orang ke orang,tergantung pada budaya organisasi dan toleransi risiko orang yang terlibat dalam keputusan.
Apa konsekuensi yang mungkin untuk seluruh bagian organisasi?Karena sebuah organisasi merupakan sebuah sistem dari berbagai bagian yang saling berkaitan dan ada diantara sistem yang lain, manajer harus mencoba mengantisipasi bagaimana pengaruh perubahan dalam satu bidang terhadap bidang yang lain baik sekarang maupun masa mendatang.

Tahap 4 : Implementasikan Keputusan dan Monitor Hasil

Setelah alternatif terbaik yang tersedia dipilih,manajer siap membuat rencana untuk menghadapi persyaratan dan masalah yang mungkin dihadapi dalam usaha mewujudkannya. Mengimplementasikan suatu keputusan meliputi lebih dari sekedar menentukan urut-urutan yang tepat. Sumber daya harus dicari dan dialokasikan menurut keperluan. Manajer menetapkan anggaran dan  jadwal tindakan yang telah mereka tetapkan. Langkah berikutnya mereka menetapkan  siapa yang bertanggung jawab untuk tugas tertentu yang diperlukan. Mereka juga menetapkan prosedur laporan kemajuan dan siap membuat koreksi bila ada masalah baru yang muncul. Anggaran,jadwal dan laporan kemajuan semuanya penting untuk melaksanakan fungsi pengendalian manajemen. Risiko potensial dan ketidakpastian yang telah diidentifikasi dalam tahap evaluasi alternatif di depan harus juga tetap diperhatikan.
Tindakan yang diambil untuk mengimplementasikan suatu keputusan harus dimonitor. Apakah semua hal terselenggara menurut rencana?Apa yang terjadi di lingkungan internal dan eksternal sebagai hasil dari keputusan tersebut?Apakah orang bekerja dengan prestasi sesuai harapan?dan apa yang dilakukan oleh pesaing sebagai reaksinya?
Pembuatan keputusan merupakan proses berkesinambungan untuk manajer dan tantangan berkelanjutan untuk berhubungan dengan manusia lain selama waktu berjalan.

Model Rasional Dalam Perspektif

Model rasional membangkitkan citra pembuat keputusan sebagai mesin hitung super. Tetapi kita mengetahui bahwa manajer harus membuat keputusan dengan kendala tenggang waktu yang amat ketat dan dengan informasi yang lebih sedikit dari yang mereka kehendaki. Ada tiga buah konsep yang muncul untuk membantu manajer menempatkan pembuatan keputusan dalam perspektif, yaitu :
Rasionalitas Terbatas dan Memadai (bounded rationality). Merupakan konsep bahwa manajer mengambil keputusan paling logis yang mungkin dalam berbagai kendala keterbatasan informasi dan kemampuan.Bukannya mencari keputusan yang sempurna atau ideal, manajer sering kali puas dengan yang akan memenuhi tujuan mereka secara memadai.Simon memberi nama,keputusan yang satisfice,atau menerima keutusan memuaskan yang mereka temukan pertama kali bukannya memaksimalkan, atau mencari sampai mereka menemukan kemungkinan keputusan terbaik.

Heuristic.Prinsip heuristic atau pedoman umum untuk menyederhanakan pembuatan keputusan untuk mencari penyelesaian masalah atau jawabannya.

Ketersediaan. Kadang orang menilai kemungkinan peristiwa dengan mengujinya terhadap ingaan mereka. Pada prinsipnya, lebih mudah untuk mengingat peristiwa yang sering muncul. Jadi peristiwa yang lebih siap “tersedia” dalam ingatan dianggap lebih besar kemungkinan untuk terjadi pada masa depan.

Perwakilan. Orang juga cenderung untuk menilai kemungkinan terjadinya suatu peristiwa dengan mencoba mencocokkannya dengan kategori yang sudah ada sebelumnya.

Menanamkan dan Menyesuaikan. Dalam mengambil keputusan, biasanya orang memulai dengan beberapa nilai awal atau akar dan kemudian melakukan penyesuaian pada nilai tadi sehingga akhirnya sampai pada keputusan akhir.

Memutuskan Siapa yang Membuat Keputusan

Model rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus membuat keputusan dan sering kali pertanyaan “Siapa yang akan memutuskan?” merupakan keputusan pertama yang harus dibuat oleh manajer. Keputusan ini bisa amat rumit. Bila sejumlah orang akan terpengaruh oleh keputusan tadi seperti yag pada umumnya terjadi proses keputusan harus mengikuti petunjuk prospek dari keputusan yang dapat diterima.
Secara tradisional, tanggung jawab akhir untuk membuat keputusan terletak di tangan manajer. Tetapi pendekatan ini tidak selalu memadai. Bahkan keputusan manajerial yang telah dipikirkan masak-masak bisa gagal bila manajer tidak mampu meyakinkan orang lain untuk melaksanakanna secara sukarela.


Memutuskan Secara Adaptif

Pembuatan keputusan merupakan usaha pengendalian ke arah sasaran organisasi. Ini merupakan keyakinan manajemen yang menonjol selama lebih dari satu abad. Keyakinan ini mendapat tantangan baru-baru ini. Semakin lama banyak pendekatan adaptif pada pembuatan keputusan muncul sebagai cara perpikir mengenai apa yang dapat dan tidak dapat diharapan untuk tercapai. Pendekatan adaptif ini berdasarkan asumsi bahwa hubungan antara tindakan organisasi ( hasil keputusan) dan konsekuensi dari tindakan tadi jauh lebih kacau dan jauh lebih sulit diduga daripada yang diyakini oleh pembuat keputusan. Menurut pemikiran adaptif, hasil tindakan keputusan adalah hasil gabungan dari apa yang dilakukan oleh organisasi Anda dan apa yang dilakukanoleh organisasi lain pada waktu yang sama.
Dua versi pendekatan adaptif pada pembuatan keputusan yaitu :

Teori siasat, yaitu penelitian mengenai orang yang memilih alternatif yang saling terkait. Suatu siasat adalah situasi yang melibatkan paling sedkit dua orang, dasar dari setiap orang menentukan pilihan ,sebagian adalah apa yang diharapkan dilakukan oleh pihak lain. Teori siasat menonjolkan secara eksplisit peran hubungan manusia dan interaksi dalam keputusan.
Perspektif teori siasat mengharuskan kita memandand pembuatan keutusan sebaai suatu proses pembuat keputusan saling beradaptasi akibat keberadaan pada saat yang sama. Masing-masing dapat membuat keputusan secara rasional tetapi juga adaptif.

Teori kekacauan,  yaitu penelitian pola dinamika dalam sistem yang luas. Jadi teori kecakauan berasal dari teori sistem. Penganut teori kekacauan amat memperhatikan bergolaknya suatu sistem. Dalam kondisi yang bergolak, tidak hanya masa depan samasekali tidak dapat diramalkan, tetapi lingkungan yang ada sekarang juga cenerung tidak stabil. Dengna car ini pergolakan berbeda dari kepastian,risiko dan ketidakpastian, yang relatif merupakan kondisi stabil yang memungkinkan manajer paling sedikit bisa memilih tujuan yang dapat dicapai.

Ralph Stacey engatakan bahwa kekacuan merupakan suatu pola dati tiga tahap yaitu keseimbangan (ekuilibrium),  ketidakseimbangan (disekuilibrium) dan ketidakpastian terbatas.