Friday, January 18, 2013

SOAL : AKUNTANSI PENGANTAR I (TAS 2012/2013) KELAS REGULER

 
UJUAN AKHIR SEMESTER GASAL 2012/2013


MATA KULIAH : AKUNTANSI PENGANTAR I
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI, MANAJEMEN
TANGGAL : 17 JANUARI 2013
WAKTU : 90 MENIT
SIFAT UJIAN : TUTUP BUKU
DOSEN PENGUJI : LILIK ANDRIYANI, SE, M.SI
NUR LAILA YULIANI, SE*

PERUSAHAAN "DAGANG MEKAR JAYA"

DAFTAR SALDO

Transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2010, adalah :

Tgl Transaksi

2 Membeli barang dagangan dari PT Kencana Rp 250.000

4 Menjual barang dagangan PT Abadi dan CV Perkasa masing- masing Rp 750.000 dan
Rp 1.150.000

5 CV Perkasa mengembalikan barang yang dibeli tanggal 4 sebesar Rp 50.000 karena rusak

6 PT Harapan melunasi seluruh utangnya sebesar Rp 2.200.000

7 Menerima kas untuk pelunasan piutang dari PT Abadi sebesar Rp 1.200.000 untuk penjualan
bulan lalu dengan potongan

8 Melunasi utang dagang kepada PT Kencana sebesar Rp 1.550.000 atas pembelian bulan lalu
dengan potongan

10 Menjual barang dagangan kepada Toko Wijaya Rp 1.300.000 secara tunai

11 Melunasi utang dagang ke PT Kencana atas pembelian tanggal 2

12 Menerima wesel atas pelunasan sebagian piutang dari CV Perkasa Rp 650.000

13 Membeli barang dagangan dari Toko Sinar Rp 350.000 secara tunai

15 Melunasi sebagian utang kepada CV Sejahtera Rp 1.000.000 dengan wesel

18 Membeli barang dagangan dari PT Pandawa Rp 750.000

20 Menjual barang dagangan kepada PT Harapan Rp 825.000

22 Mengembalikan barang dagangan ke PT Pandawa Rp 75.000 atas pembelian tanggal 18

27 Membayar biaya sewa gedung Rp 250.000

Penjualan dan pembelian dilakukan secara kredit kecuali ada penjelasan secara tunai. Dengan termin 1/10, n/30

Diminta
  1. Catatlah transaksi tersebut ke buku jurnal serta postinglah ke buku besar !
  2. Buatlah daftar lajur dan jurnal penyesuaian, sebagai berikut :
    a. Sediaan barang dagangan akhir Rp 7.250.000
    b. Biaya asuransi pertahun adalah Rp 150.000
    c. Depresiasi perlengkapan toko 5% pertahun
    d. Depresiasi kendaraan 10% pertahun
    e. Gaji bulan desember yang belum dibayarkan Rp 750.000
  3. Buatlah statement keuangan !
  4. Buatlah jurnal penutup dan neraca saldo setelah tutup buku !


Selamat Mengerjakan

>> kunci jawaban (coming soon)

SOAL : PENGANTAR BISNIS (TAS 2012/2013) KELAS REGULER

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2012/2013

MATA KULIAH : PENGANTAR BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI, MANAJEMEN
TANGGAL : 15 JANUARI 2013
WAKTU : 90 MENIT
SIFAT UJIAN : TUTUP BUKU
DOSEN PENGUJI : DRA. ENI ZUHRIYAH, M.SI.
DRA. MARLINA KURNIA, MM.

  1. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
    a. Sebutkan tanggung jawab utama dari manajer sumber daya manusia !
    b. Mengapa perusahaan menaruh perhatian khusus pada pemenuhan kebutuhan karyawan? Apa saja kebutuhan karyawan yang harus dipenuhi oleh perusahaan !

  2. Fungsi Produksi/ Operasi
    a. Apa yang dimaksud dengan proses produksi/ operasi dan sebutkan jenis proses produksi yang saudara ketahui !
    b. Anggaplah saudara mendapatkan tugas untuk merelokasi pabrik ke daerah baru. Faktor apa yang harus dipertimbangkan untuk membuat keputusan ?

  3. Fungsi Pemasaran
    a.Apa yang dimaksud konsep pemasaran? Bedakan dengan konsep penjualan, mana yang lebih tepat untuk saat ini ?
    b. Salah satu strategi pemasaran adalah segmentasi pasar. Apa yang dimaksud dan apa manfaat yang diperoleh jika perusahaan melakukan segmentasi ?

  4. Fungsi Keuangan
    a. Sumber dana perusahaan berasal dari sumber dana intern dan ekstern, jelaskan perbedaannya dan apa kelebihan masing- masing sumber pendanaan ?
    b. Sebutkan pihak- pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan !
  5. Fungsi Akuntansi
    a. Siapakah pengguna informasi akuntansi dan jelaskan kepentingan pengguna terhadap informasi akuntansi ?
    b. Sebutkan prinsip- prinsip akuntansi yang saudara ketahui !

  6. a. Jelaskan apa peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam pengendalian perusahaan !
    b. Apa yang saudara ketahui tentang Sistem Informasi Manajemen dalam bisnis

  7. Apa yang saudara ketahui tentang riset dan statistika dalam bisnis


Selamat mengerjakan

>> kunci jawaban (coming soon)

Thursday, January 17, 2013

Pengantar Bisnis - Fungsi Keuangan

Fungsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber – sumber dana yang dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang telah diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri. Sumber dana intern itu sendiri adalah merupakan dana yang telah dihasilkan oleh bagian pemasaran sebagai akibat dari transaksi penjualan yang telah dilakukan dalam proses pemasaran. Sedangkan sumber dana ekstern adalah berasal dari masyarakat umum yang dalam hal ini berupa pembelian saham oleh masyarakat kepada saham-saham yang telah dikeluarkan atau diemisi oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang telah mengeluarkan sahamnya dan menjualnya kepada masyarakat umum sering disebut perusahaan yang “Go Public”. Sumber dana ekstern yang lain dapat berupa kredit dari bank atau pun kredit atau utang dari perusahaan lain baik utang dagang yang bersifat jangka pendek maupun utang obligasi serta hipotek yang berjangka waktu panjang. Dalam hal ini kredit jangka panjang ini perusahaan mengeluarkan surat pernyataan utang kepada pihak lain baik dari bank maupun orang atau perusahaan lain atas sejumlah uang tertentu untuk jangka waktu tertentu serta dengan tingkat bunga tertentu pula.
Sumber dana yang berasal dari kredit memerlukan beban financial tertentu yang berupa beban yang besar tetap pada tiap bulan atau tahun yaitu yang berupa beban bunga terhadap kreditnya itu. Dengan ditentukan besarnya bunga terhadap kreditnya maka perusahaan memiliki beban tetap sebesar persentase bunga kredit tersebut dikalikan dengan nilai nominal kreditnya. Lain halnya dengan sumber dana yang berasal dari penjualan saham. Modal saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil emisinya itu akanmembawa konsekwensi financial yang berupa beban pembayaran deviden kepada para pemegang sahamnya itu. Oleh karena iti, pada umumnya sumber dana jangka pendek itu juga dipergunakan untuk membelanjai kebutuhan-kebutuhan yang bersifat jangka pendek pula. Selanjutnya sumber dana jangka panjang seperti utang jangka panjang, modal saham serta sumber dana intern dari laba usaha dapat digunakan untuk membelanjai kebutuhan jangka panjang.
Setelah sumber dana dapat diperoleh, maka tugas selanjutnya dari bagian keuangan adalah untuk mengatur penggunaan bagi dana yang telah diperoleh baik dari sumber intern maupun ekstern tersebut. Dana yang telah diperoleh itu dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhannya.
Penggunaan sumber dana adalah merupakan persoalan sisi debit dari neraca. Sedangkan pencarian sumber dana merupakan persoalan mengenai sisi kredit dari neraca. Sisi debet neraca adalah berupa aktiva sedangkan sisi kredit dari neraca berupa pasiva. Jadi dengan kata lain kita dapat menyebutkan bahwa aktiva adalah merupakan penggunaan dana sedangkan pasiva adalah sumber dana kita.


KEBUTUHAN FINANSIAL
Kebutuhan financial sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Kebutuhan Operasional
2. Kebutuhan Sumber Dana


7.1. KEBUTUHAN OPERASIONAL
Kebutuhan operasional merupakan kebutuhan terhadap barang – barang modal yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan operasional sehari – hari. Jdi secara ringkas kebutuhan operasional perusahaan terdiri dari :
a. Kebutuhan Modal Kerja
b. Kebutuhan Modal Tetap
c. Kebutuhan Nama Baik (Goodwill)


KEBUTUHAN SUMBER DANA
Dalam hal ini kita dapat mengambil atau menarik dana dari sumber dana yang berupa utang (modal asing) ataupun modal sendiri. Baik modal asing ataupun modal sendiri tersebut adalah merupakan sumber dana yang akan dipergunakan dalam membelanjai kebutuhan modal kerja tersebut.
Di tinjau dari segi alasannya maka sumber dana dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Sumber Dana Ekstern
b. Sumber Dana Intern
Kalau ditinjau dari segi pemiliknya maka dapat dikelompokkan menjadi :
a. Modal Asing
b. Modal Sendiri
Pembagian yang lain adalah atas dasar waktu yang tercakup dalam sumber dana tersebut maka dapat dibagi menjadi :
a. Sumber Dana Jangka Pendek
b. Sumber Dana Jangka Panjang
Sumber dana asing adalah sumber dana yang mana pemilik dari sumber dana tersebut adalahmerupakan pihak luar dari perusahaan itu. Sumber dana macam ini pada kongkritnya adalah berupa hutang kepada pihak luar, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Sebagai contoh dari modal asing ini dapat disebut sebagai berikut :
- Utang Dagang
- Utang Obligasi
- Utang Hipotek
- Kredit dari Bank
- KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen)
- KIK (Kredit Investasi Kecil)
- KI (Kredit Investasi) dan sebagainya
Sumber dana sendiri yaitu sumber dana dimana pemilik dan itu adalah merupakan pemilik perusahaan itu sendiri. Sumber dana ini sering disebut Modal Sendiri atau Owner’s Equty, sebagai contihnya sebagai berikut :
- Modal Saham Biasa (Common Stock)
- Modal Saham Preferen (Preffered Stock)
- Modal Statuta
- Modal Sendiri
- Laba Yang Ditahan (Retained Earning)
Sumber dana ekstern adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan atau berasal dari masyarakat umum di luar perusahaan. Dalam hal ini maka modal asing maupun modal saham adalah merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan karena keduanya adalah berasal berasal dari masyarakat umum di luar perusahaan.
Sumber dana intern adalah sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Sumber tersebut muncul dari adanya hasil yang diperoleh dari jalannya usaha yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dari usaha itulah maka perusahaan akan memperoleh hasil serta laba atau profit.


7.2. LIKUIDITAS
Likuiditas adalah merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban financial yang segera harus dilunasi (yang bersifat jangka pendek).
Kewajiban financial jangka pendek yang harus segera dipenuhinya itu dapat berupa utang yang sudah akan jatuh tempo dalam jangka dekat, upah tenaga kerja, utang bahan yang dibelinya, pembayaran rekening listrik, air minum yang deperlukan dalam proses produksinya dan sebagainya. Kewajiban tersebut dapat ditutup dari alat-alat likuid yang dimiliki perusahaan. Adapun alat likuidnya yang yang paling likuid adalah uang kas.


CURRENT RATIO
Suatu ukuran likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio atau perbandingan antara alat-alat likuid yang dimiliki utang-utangnya baik yang berupa utang pajak, utang dagang serta kewajiban financial yang lain yang segera harus dilunasi. Alat likuid tersebut adalah berupa aktiva lancer (Current Asset) sedangkan kewajiban financial berupa utang jangka pendek (Current Liabilities). Oleh karena itu likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio antara Current Asset dengan Current Liabilitiesnya. Ratio macam ini disebut ratio likuiditas atau “CURRENT RATIO”. Dengan demikian maka ratio likuiditas dapat kita tunjukan dalam rusmus sebagai berikut :
Keterangan :
CR = Current Ratio (ratio likuiditas)
CA = Current Asset (Aktiva Lancar)
CL = Current Liability (Utang Lancar)
Aktiva lancer adalah merupakan alat likuid, jadi yang termasuk alat likuid adalah :
1. Uang Kas
2. Piutang (Account Recievable)
3. Persediaan Barang Dagangan (Inventory)
4. Surat-surat berharga yang mudah untuk diperjual belikan (Marketable Securities)
Uang kas adalah merupakan alat likuid yang paling likuid, artinya sangat mudah untuk digunakan guna membayar kewajiban financial. Kewajiban financial dapat berupa utang, bunga pinjaman, dividen, upah buruh, rekening listrik, bayar pajak dan sebagainya.


QUICK RATIO (ACID TEST RATIO)
Dalam hal quick ratio ini kita membandingkan antara alat likuid yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi yaitu uang kas dan piutang di satu pihak dengan kewajiban finansialnya. Jadi dalam hal ini kita membandingkan antara kas dan piutang dibandingkan dengan utang-utang jangka pendek. Oleh karena itu acid test ratio atau quick ratio (QR) ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
CASH RATIO
Dalam hal cash ratio ini likuiditas diperhitungkan dengan membandingkan alat-alat likuid yang paling likuid yaitu uang kas dengan utang-utang jangka pendeknya.


7.3. RENTABILITAS
Rentabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan dari seluruh modal yang dimiliki. Ratio ini sering juga disebut rentabilitas ekonomis yang disingkat RE. dengan demikian maka ratio rentabilitas ekonomis ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
Disamping rentabilitas ekonomis kita juga mengenal rentabilitas modal sendiri yang sering disingkat RMS. RMS dapat dinyatakan sebagai berikut :
Laba yang menjadi bagian dari modal sendiri itu adalah bukan seluruh laba akan tetapi total laba atau laba bruto dikurangi dengan beban bunga dan pajak penghasilan. Laba sesudah dikurangi bunga dan pajak ini sering disebut laba neto atau Earning After Tax yang disingkat EAT. Dalam hal rentabilitas Ekonomis maka laba yang diperhitungkan adalah laba bruto yang merupakan laba sebelum dikurangi bunga dan pajak sehingga sering disebut Earning Before Interest and Tax yang disingkat RBIT. Bagian laba yang dihasilkan oleh modal sendiri tidak termasuk bagian laba yang dihasilkan oleh modal asing. Adapun bagian laba yang dihasilkan oleh modal asing tidak lain adalah berupa bunga atau interest.
Pajak penghasilan adalah merupakan bagia laba yang harus disetor kepada Negara cq Jawatan Pajak sebagai imbalan kepada Negara yang telah memberikan fasilitas bagi perusahaan untuk mencari keuntungan di Negara yang bersangkutan.
Rentabilitas Ekonomis sering juga disebut sebagai Earning Power, sedangkan Earning Power ini dapat ditingkatkan dengan meningkatkan factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya Earning Power itu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut :

1. Profit Margin
Profit Margin adalah bagian laba yang dihasilkan oleh penjualan yang dapat direalisasikan oleh perusahaan dalam periode tertentu. Perhitungan profit margin per unit adalah laba per unit dibandingkan dengan harga jual per unit produk.


2. Asset Turnover atau Tingkat Perputaran Aktiva
Tingkat perputaran aktiva atau asset turnover adalah suatu angka yang menunjukan tingkat kecepatan perputaran dari aktiva tersebut didalam opersi perusahaan.


USAHA UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMIS
a. Peningkatan Profit Margin
Peningkatan provit margin ini dapat dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu :
1. Meningkatkan harga jual
2. Meningkatkan Efisiensi
b. Peningkatan Asset Turnover

Tingkat perputaran aktiva dapat ditingkatkan dengan berbagai cara yaitu :
1. Meningkatkan volume penjulan
2. Mengurangi aktiva atau kekayaan yang tidak efektif


LIKUIDITAS VERSUS RENTABILITAS
Apabila kita ingin menjaga likuiditas yang tinggi maka kita haruslah meyediakan alat-alat likuid terutama uang kas yang cukup besar, agar setiap saat kita bisa membayar kewajiban financial tersebut. Keadaan itu akan membawa konsekuensi bahwa kekayaan kita akan menjadi menganggur. Sedangkan pengaruh kekayaan ini akan mengakibatkan kurang efektifnya kekayaan tersebut, sehingga tingkat perputaran aktiva (asset turnover)kita akan menjadi rendah. Aseet Turnover yang rendah ini akan dapat mengakibatkan turunya rentabilitas ekonomis. Perusahaan yang mengalami keadaan semacam ini disebut perusahaan yang likuid tetapi tidak rendabel. Sebaliknya apabila kita mementingkan kepentingan rentabilitas maka hal ini berarti bahwa semua kekayaan atau aktiva yang kita miliki haruslah kita putarkan terus dan jangan sampai ada aktiva yang menganggur atau idle.


7.4. SOLVABILITAS
Solvabilitas merupakan perbandingan antara total kekayaan dengan total utang yang dimiliki perusahaan. Jadi hal ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan seluruh hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan seluruh kekayaan yang ada padanya.


7.5. LEVERAGE
Pengertian leverage sebenarnya cukup luas yaitu merupakan usaha untuk menggunakan sesuatu yang akan membawa konsekuensi beban tetap.
Terdapat 2 macam leverage yaitu :

1. Operating Leverage
Operating leverage adalah penggunaan suatu kekayaan atau aktiva tertentu yang akanmengakibatkan beban tetap bagi perusahaan seperti mesin-mesin, gedung dan sebagainya. Dalam hal ini beban tetapnya akan berupa biaya depresiasi.


2. Financial Leverage
Financial leverage adalah peggunaan sumber dana tertentu yang akan mengakibatkan beban tetap yang berupa biaya bunga. Sumber dana ini dapat berupa utang obligasi, kredit dari bank dan sebagainya.


LEVERAGE FAGTOR
Factor leverage adalah merupakan angka (prosentase) yang menunjukan perbandingan besarnya kekayaan atau sumber dana yang mengakibatkan beban tetap dengan seluruh kekayaan atau sumber dana yang dipergunakan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya. Pengertian leverage ini pada umumnya selalu dikaitkan denganmasalah financial leverage dan bukan operating leverage.


7.6. KESEHATAN FINANCIAL
Kesehatan perusahaan itu dapat diukur dari beberapa ukuran seperti ratio – ratio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta aktivitasnya. Berdasarkan atas criteria atau ukuran – ukuran kesehatan finangial yang ditentukan oleh pemerintah bagi badan – badan usaha milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia kita dapat mengetahui sehat tidaknya suatu perusahaan tertentu.


7.7. KREDIT MODAL KERJA
Dalam pembelanjaan modal kerja kita sering mendengar istilah – istilah KMKP yaitu singkatan dari Kredit Modal Kerja Permanen. Modal kerja itu dapat dibedakan menjadi 2 macam yaituModal Kerja Variabel dan Modal Kerja Tetap atau Permanen. Istilak KMKP ini erat hubungannya dengan kedua jenis modal kerja tersebut, khususnyatentang bagaimana cara kita untuk membelanjainya apabila kita akan membelanjainya dengan sumber dana ekstern atau kredit. Sumber dana yang cocok dan yang pada umumnya dipergunakan adalah berupa kredit baik Kredit Jangka Pendek maupun Kredit Jangka Panjang.
Dalam tinjauan atas beban financial terhadap cara pembelanjaan ini kita akan berhubungan dengan beberapa konsep seperti :

1. Modal Optimum dan Optimum Modal
Modal optimum adalah merupakan jumlah modal (Modal Kerja) yang sebaliknya dibelanjai dengan Kredit Jangka Panjang. Pengertian optimum modal merupakan masalah untuk menentukan atau memperhitungkan seberapa besar jumlah modal optimum yang sebaiknya harus dibenjai dengan Kredit Jangka Panjang tersebut. Bgaimana cara menentukan modal optimum atau bagaimana cara kita memecahkan masalah optimum modal itu, hal ini menyagkut konsep berikutnya yaitu konep “Jangka Waktu Kritis” atau disingkat “Jangka Kritis”.

2. Jangka Waktu Kritis
Jangka kritis adalah jangka waktu yang menunjukan bahwa jumlah kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan selama jangka waktu tertentu (jangka waktu kritis) apabila dipenihi dengan Kredit Jangka Panjang (tahunan) akanmemakan biaya yang sama besarnya dengan apabila kebutuhan tersebut dibelanjai dengan kredit jangka pendek (bulanan). Jangka kritis ini dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
JK = Jangka Kritis
BKJP = Bunga Kredit Jangka Panjang
BKJD = Bunga Kredit Jangka Pendek
BD = Bunga Deposito

Untuk memperhitungkan jangka kritisnya maka kita dapat menggunakan pedoman pembelanjaan sebagai berikut :
a. Jumlah kebutuhan yang memiliki jangka waktu kebutuhan lebih panjang dari pada jangka kritis harus dibelanjai dengan kredit jangka panjang, karena biayanya akan lebih murah.
b. Jumlah kebutuhan yang berjangka waktu kurang dari jangka kritis harus dibelanjai dengan kredit jangka pendek.
c. Sedangkan jumlah kebutuhan yang jangka waktu dibutuhkannya adalah sama dengan jangka kritis maka untuk itu dibelanjai dengan kredit jangka panjang ataupun kredit jangka pendek biayanya akn sama.


7.8. KRITERIA INVESTASI
Yang dimaksud criteria investasi adalah alat Bantu manajemen perusahaan untuk menilai usulan proyek investasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan investasi.


Pada dasarnya criteria investasi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan / income adalah Average Rate Of Return atau sering juga disebut Accounting Rate of Return.
b. Kriteria investasi yang mendasar pada konsep Cash Flow, dapat dirinci :
1. Konsep Cash Flow yang tidak memperhatikan nilai waktu terhadap uang atau factor yang tidak didiskontokan (Undiscounted cash flow) yaitumetode Payback Periode.
2. Konsep Cash Flow yang memperhatikan nilai waktu terhadap uang atau factor diskonto (discounted cash flow) antara lain adalah :
- Net Present Value (NPV)
- Profitability Index (PI)
- Internal Rate of Return (IRR)


METODE PAYBACK PERIODE
Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi denganmenggunakan “proceed” atau aliran kas neto (net Cash Flow). Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Metode payback periode ini memiliki beberapa kelemahan seperti :
1. Mengabaikan time of money
2. Lebih mementingkan pada pengembalian investasi dari pada aspek laba dalam waktu umur investasi sehungga cash flow sesudah umur payback periode tidak diperhatikan
Adapun keunggulan dari metode ini adalah metode ini sangat sederhana sehingga mudah memperhitungkannya.


METODE NET PRESENT VALUE
Metode ini memperhatikan nilai waktu dari uang, maka proceed atau cash flow maupun investasi harus didiskontokan atas dasar factor diskonto yang berlaku pada saat itu. Dalam hal ini kita mendasarkan diri pada present value of money atau nilai waktu terhadap uang, yaitu suatu pandangan bahwa nilai uang pada saat ini tidak sama dengan nilai uang dikemudian hari. Nilai uang sekarang akan dinilai lebih tinggi dari pada nilai uang dikemudia hari. Sebaliknya nilai uang pada tahun yang akan dating dikemudian hari tentu saja akan dinilai lebih redah dari nilai uang sekarang.


METODE INTERNAL RATE OF RETURN
Internal rate of return ini dapat diartikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadi nilai sekarang dari proceed yag diharap akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari keseluruhan modal (PV of Capital Outlays) atau nilai investasinya.

Pengantar Bisnis - Fungsi Pemasaran

Pemasaran
Pemasaran adalah proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa.

Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu:
1. Analisis Konsumen
Merupakan pengamatan dan evaluasai kebutuhan, hasrat dan keinginan konsumen. Analisis konsumen melibatkan pengadaan survey konsumen, penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian strategi pemosisian pasar, pengambangan profil konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal.

2. Penjualan Produk/Jasa
Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan diler.

3. Perencanaan Produk dan Jasa
Perencanaan produk dan jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian produk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk, kualitas produk, penghapusan produk lama, dan penyediaan layanan konsumen. Uji pemasaran merupakan salah satu teknik perencanaan produk dan jasa yang paling efektif karena uji pasar memungkinkan sebuah organisasi untuk menguji rencana-rencana pemasaran alternatif dan meramalkan penjualan produk baru.

4. Penetapan Harga
Lima pemangku kepentingan (stakeholder) mempengaruhi keputusan penetapan harga (pricing): konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing.

5. Distribusi
Distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wilayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, kurir transportasi, penjualan grosir, dan ritel. Distribusi menjadi sangat penting ketika sebuah perusahaan berusaha menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi ke depan.

6. Riset Pemasaran
Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan dan penganalisisan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa. Aktivitas riset pemasaran mendukung semua fungsi bisnis yang pokok dari sebuah organisasi.

7. Analisis Peluang
Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat dan resiko yang terkait dengan keputusan pemasaran. Tiga langkah yang diperlukan untuk membuat analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis): (1) menghitung total biaya yang terkait dengan suatu keputusan, (2) memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut dan (3) membandingkan total biaya dengan manfaat. Apabila manfaat yang diharapkan melampaui total biaya, maka peluang itu menjadi lebih menarik.


ARTIKEL LAIN
Fungsi Pemasaran adalah kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran.Fungsi pemasaran bekerja melalui lembaga pemasaran atau stuktur pemasaran. Dengan perkataan lain fungsi tataniaga ini harus ditampung dan dipecahkan oleh produsen dan mata rantai saluran barang-barangnya, lembaga-lembaga lain yang terlibat dalam proses pemasaran misalnya usaha pengangkutan, bank, badan asuransi, dan sebagainya maupun konsumen.
Fungsi – Fungsi Pemasaran dikelompokan menjadi 3 bagian :
1. Fungsi Pertukaran
Fungsi Pertukaran terdiri dari 2 bagian :
a. Penjualan
Sasaran Penjualan adalah menngalihkan barang-barang kepada pihak pembeli dengan harga yang memuaskan.
Pada dasarnya kegiatan penjualan dapat dilaksanakan sebagai berikut :
* Penjualan melalui inspeksi ( pengawasan, pemeriksaan )
Penjualan melalui pengawasan atau pemeriksaan dimaksudkan adanya pemberian izin oleh para penjual kepada pembeli untuk memeriksa adan meneliti semua persediaan dari pejual sebelum pembeli memilih apa yang kan dibelinya atau untuk memeriksa semua barang-barang yang dipergunakan di dalam ruangan penjualan tertentu.
Penjualan dengan cara ini terjadi karena adanya sifat-sifat tertentu dari barang tadi situasi tataniaganya, di mana :
  1. Tidak adanya standarisasi terhadap barang
  2. Adanya sifat cepat rusak yang tinggi dari barang
  3. Tingkat pembelian yang sangat cepat sehingga lalu-lintas langganan dan tingkat penjualan akan terganggu
  4. Suatu cara memamerkan barang-barang yang akan mendorong sejumlah pembelian yang terjadi saat bersamaan
  5. Adanya tekana kepada tingkat pelayanan sendiri yang tinggi oleh pembeli-pembelinya atau wakil-wakilnya.
* Penjualan melalui sampel ( selling by sample )
Penjualan melalui sampel berdasarkan kepada prinsip-prinsip standarisasi , sehingga sampel dari barang yang diperdagangkan akan merupakan wakil untuk semua unit barang yang akan dijual.
* Penjualan melalui penggambaran ( description )
Penjualan dengan penggambaran terjadi karena ada anggapan bahwa barang-barang akan bisa digunakan sedemikaian rupa di daalm katalog-katalog, sehingga dengan demikian tidak satu unit barang pun perlu ada pada waktu penjualan diselesaikan.
Contoh : Penjualan barang yang dilakukan melalui pos dan penjualan yang dilakukan untuk masa yang akan datang.
* Penjualan melalui kombinasi
Penjualan kombinasi antara selling by sample, selling by inspection dan selling by description telah menjadi biasa di dalam perdagangan yang modern.
Penjualan modern biasanya meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Penelitian pasar dan perencanaan
  • Penelitian pasar dipusatkan kepada barang-barang yang akan dijual, dengan maksud untuk menemukan barang apa yang diinginkan oleh konsumen.Penelitian akan dihubungkan dengan persoalan tentang rencana produksi , antara lain harga dari macam-macam barang, kaulitas barang, kebiasaan dan motif pembelian dari konsumen.
2. Memperkirakan kesanggupan penjualan ( estimating potential of sales )
  • Dalam hal ini harus diperhitungkan pendapatan konsumen serta cara-cara bagaimana pendapatan konsumen tersebut dibelanjakannya, bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan, pengaruh persaingan dan lain-lain.
3. Pemilihan saluran distribusi
  • Pemilihan saluran distribusii merupakan sebagian daripada perencanaan fungsi-fungsi penjualna yang juga mencakup pengambilan keputusan dengan memperhatikan macam distribusi mana yang paling efektif.
4. Penentuan syarat-syarat penjualan
Kegiatan ini meliputi penetapan syarat-syarat dan kondisi-kondisi penjualan di dalam mana tercakup :
  • Syarat-syarat pengiriman misalnya waktu penyerahan dan pembayaran ongkos angkutan.
  • Cara-cara pembayaran misalnya potongan harga dan kredit
  • Kualitas serta kuantitas barang yang dijualn
  • Hal-hal lain yang ada hubungannya dengan penjualan.
5. Membuat kontak dengan pembeli
Kegiatan membuat kontak dengan pembeli meliputi berbagai kegiatan, diantaranya :
  • Menetapkan pasar. Apakah barangnya akan dijual di daerah geografis luas atau sempit.
  • Setelah menetapkan pasar, pihak penjualan harus mencari pembeli di pasar tersebut , dimana pembeli berada dan bagaimana kebutuhannya.
  • Membuat kontak dengan pembeli potensial tersebut dan mengenbangkannya serta memelihara hubungannya.
6. Pemindahan hak milik atas barang
Kegiatan penjualan dikatakan sudah selesai apabila pihak pembeli sudah menerima barang dari pihak penjual dan memilikinya.
b. Pembelian
Pembelian terdiri dari sejumlah kegiatan, antara lain :
  1. Penentuan macam, jumlah dan kualitas dari barang-barang yang akan dibeli.
  2. Mencari sumber pebawaran dan pengumpulan barang.
  3. Penentuan tempat daripada sumber-sumber penawaran.
  4. Mengetahui keadaan pasar baik menginai persedian barang, harga, macam barang serta barang subsitusinya.
  5. Merundingakan syarat-syarat pembelian mencakup keterangan mengenai macam, jumlah dan kualitas barang yang dikehendaki dan tanggal penyerahan.
  6. Pemindahan hak milik, para pembeli menerima barang dari pihak penual dan memelikinya
Menurut tujuannya, pembelian yang umum terjadi dapat dibedakan :
  1. Pembelian untuk konsumsi, adalah pembelian oleh lembaga pemerintah, swasta dan nyonya rumah tangga untuk keperluan konsumsinya.
  2. Pembelian untuk bahan dasar adalah pembelian oleh pabrik untuk dikadikan barang jadi.
  3. Pembelian untuk dijual lagi, adalah pembelian oleh pedagang untuk dijual lagi.
2. Fungsi Pengadaan secara fisik
Fungsi Pengadaan secara fisik terdiri atas 2 bagian :
a. Pengangkutan
Pengangkutan ( transport ) berarti bergeraknya atau perpindahan barang-baramng dari tempat produksi atau rtempat penualan ke tempat-tempat di mana barang-barang tersebut akan dipakai. Dengan demikian fungsi pengangkutan menciptakan kegunaan tempat. Apabila fungsi pengangkutan dilakukan tepat waktunya maka fungsi ini akan menciptakan kegunaan waktu atas barang dagangan.
b. Penyimpanan
Penyimpanan berarti menahan barang-barang selama jangka waktu antara dihasilkan atau diterima sampai dengan dijual. Dengan demikian penyimpanan menciptakan kegunaan waktu, disamping bertendensi meratakan harga
Brunk and Darrah mengemukakan 4 alasan kenapa dilakukannya penyimpanan :
  1. Sifat musiman dari kebanyakan produksi
  2. Permintan untuk berbagai produk berlangsung sepanjang tahun
  3. Alasan-alasan yang terdapat dalam waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan berbagai pelayanan pemasaran misalnya dalam waktu menunggu pengangkutan , pemgolahan dan selama pembelian dan penjualan.
  4. Untuk mendapatkan harga yang lebih baik
Ada 3 macam biaya yang dikeluarkan oleh para penyimpan barang, yaitu :
  1. Sewa gudang, terrtmasuk ongkos handling dan ongkos perlengkapan ruangan dengan temperatur dan “humidity” yang sesuai dengan kondisi barang.
  2. Bunga ( interest ) untuk kapital yang ditanam pada barang simpanan.
  3. Ongkos-ongkos seerti pengeluran untuk menutupi penurunan nilai barang dalam penyimpanan ( kekeringan atau susut berat, kerusakan )
Penyimpanan memgandung 3 resiko penting, yaitu :
  • Resiko yang berhubungan dengan perubahan harga
  • Merosotnya kualitas
  • Berkurangnya jumlah barang
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh guna menghindari resiko selama penyimpanan :
a. Asuransi, tindakan ini berguna sekali terhadap resiko kebakaran gudang.
b. Adanya peraturan dan perundang-undangan ( regulation ).
Badan-badan pemerintah perlu membuat peraturan atau undang-undang untuk melindungi para penyimpan terhadap merosotnya kualitas dan hilangnya barang.
c. Kontrak, kontrak langsung dengan pembelian sangat membantu untuk menghindari kemungkinan rugi yang disebabkan oleh perubahan harga .
Akan tetapi kontrak dapat pula mendatangkan kerugian bilamana harga naik.
d. Hedging,
Hedging adalah cara yterpenting untuk menghindari resiko karena perubahan harga selama penyinpanan atau selama pembelian, pengolahan dan penjualan, merupakan suatu teknik berdagang dengan mana resiko karena perubahan harga dapat dibebankan kepada badan niaga lainnya.
Sarana penyimpanan dapat dibangun di daerah produksi, pasar terminal dan pasar eceran. Disamping keamanan, faktor-faktor lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan tempat diman sarana penyimpanan ( gudang ) dibangun adalah biaya pengangkutan, biaya sewa tanah, biaya uapah buruh dan fasilitas pemasukan barang dan pengeluaran barang dari gudang.


3. Fungsi Pelancar
Fungsi pelancar terdiri atas 4 bagian :
1) Pembiayaan
Pembiayaan berarti mencari dan mengurus modal uang yang berkaitan dengan transaksi-transaksi dalama ris barang dari sektor produksi sampai sektor konsumsi.
Pembiayaan dan menanggung resiko merupakan fungsi umum dan penyerta dari semua kegiatan pemasaran bahkan mempunyai aplikasi penting dalan pemasaran.
Pembiayaan erat hubungannnya dengan kredit. Menggunakan kredit berarti mempergunakan modal uang orang lain yang nantinya harus dibayar kembali berikut bunga. Kredit dapat diperoleh dari pihak swasta, bank Pemerintah, Bank Komersil, Koperasi, bank Desa atau Organisasi Sosial seperti Andilan.
Kredit dari pihak swasta ( para pelepas uang, pedagang pengumpul atau tengkulak ) telah menampilkan tiga aspek masalah kredit daalm pemasarn hasil pertanian apda umumnya.
Ketiga aspek masalah dimaksud adalah :
  1. Tingkat bunga ( inters rate ) sangat tinggi. Kredit pasar yang dikenal sebagai “utang mindering” di Jawa Timur adaalh contoh kredit dari pihak swasta perorangan dengan sangat tinggi yaitu sekitar 120 – 150% pertahun.
  2. Petani wajib menjual hasil produknya kepada pemberi kridit dengan harga yang sangat ditentukan oleh pihak pemberi kridit. Masalah kredit macam ini sangat ditentukan oleh pihak pemberi kredit.
  3. Hasil produksi harus segera dijual kepada pemberi kredit ( prdagang pengumpul ) tanpa dapat ditahan sementara waktu untuk menunggu harga lebih baik.
2) Penanggungan Resiko
Resiko dapat diartikan sebagai ketidakpasyian dalam hubungannya denag ongkos, kerugian atau kerusakan. Dalam hasil Pertanian di jumpai resiko-resiko , yang berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokan ke dalam :
1. Resiko yang timbul karena sifat produk
Suatu ciri dari hasil Pertanian adalah produk tidak tahan lama dan mudah rusak. Untuk itu hasil pertanian harus secepat mungkin sampai ke tangan produsen agar tidak terjadi kerugian.
2. Resiko karena Perubahan kondisi Pasar
Perubahan kondisi pasar seperti :
a. Resiko karena fluktuasi harga
Perubahan harga menyebabkan timbulnya kerugian aktuil atau kehilangan laba potensial bagi mereka pejual dan pembeli barang, baik produsen maupun pedagang perantara. Perubahan harga disebabkan oleh ketidakseimbangan daalm permintaan dan penawaran.
b. Resiko karena Tempat
Resiko ini akan terjadi pada pasar-pasar yang tidak terorganisir dengan baik,
Karena pedagang bersangkutan kurang pengetahuan tentang harga-harga pada berbagai pasar.
c. Resiko karena unsur waktu
Bagian terbesar dari resiko perubahan kondisi pasar disebabkan oleh waktu. Resiko ini ditanggung oleh produsen, grosir dan pedagang eceran.
d. Resiko persaingan
Resiko ini timbul karena tindakan pesaing dalam memperoleh laba. Suatu perbaikan dalam metoda produksi akan memperbaiki kualitas dan penurunan biaya produksi persatuan sehingga produsen bersangkutan dapat menurunkan harga produk di pasaran, hal ini mengurangai permintaan dari produk pesaing.
e. Resiko perubahan harga barang subsitusi
Penurunan harga barang substitusi akanmengalihkan perhatian konsumen untuk membeli barang substitusi tersebut.
3. Resiko karena kausa alamiah, manusia dan pemerintah
Resiko alamiah mencakup pritiwa-pristiwa alam di luarkekuasaan manusia misalnya angin topan, cuaca buruk, banjir, hujan labat, kebakaran dan sebagainya.
Resiko karena unsur manusia misalnya kecurangan pegawai, debitur tidak membayar kredit, pekerjaan yang menimbulkan pemborosan, ceroboh adri pegawai sehingga barang rusak dan hal-hal negatif lainnya.
Jenis resiko yang semakin penting pada masa sekarang adalah tindakan pemerintah misalnya penarikan pajak, penertiban perusahaan, penetapan harga maksimum dan minimum dari barang dan sebagainya.
4. Usaha Pencegahan timbulnya resiko
Untuk miniadakan dan mencegah kausa atau mengurangi timbulnya kausa resiko dapat ditembuh usaha-usaha seperti berikut :
  • Usaha menjaga individuil
  • Usaha penjualan efejtif
  • Pengetahuan mengenai pasar
  • Tindakan bersama
  • Pengaturan dan bantuan dari Pemerintah.
5. Usaha mengalihkan dan membagi resiko
Resiko yang tidak dapat dihindari harus ditanggung oleh pihak yang bersangkutan. Diantara resiko jenis ini ada yang dapat dialihkan atau dibagi kepada pihak lain, misalnya dengan menggunakan asuransi, kontrak pembelian dan penjualan termasuk hedging pada future trading.
3) Informasi Pasar
Fungsi informasi pasar mencakup tindakan-tindakan seperti berikut :
  1. Pengumpulan informasi ( fakta-fakta dan gejala-gejala yang timbul sekitar arus barang di masyarakat ).
  2. Komunikasi ( penyampaian serta penyebaran ) informasi kepada pihak yang membutuhkan.
  3. Penafsiran secara hati-hati atas informasi sehubungan dengan problema-problema yang dipecahkan oleh pihak yang bersangkutan.
  4. Pengambilan keputusan sesuai dengan rencana dan kebijakan perusahaan, badan atau orang bersangkutan.
Masalah pengumpulan informasi pasar dapat didekati dari 3 sumber prinsipil :
  1. Analisis catatan intern suatu perusahaan
  2. Publikasi dari pemerintah, trade association atau badan lainnya
  3. Usaha-usaha penelitian ( research ) pasar spesifik yang dilakukan perusahaan bersangkutan.
Kecepatan komunikasi sangat perlu dalam memperoleh keuntungan perniagaan yang substansil. Fasilitas komunikasi modern seperti telegraf, telepon, radio dan TV mempercepat tersebarnya berita-berita pasarnya.
4) Standarisasi dan Grading
Standarisasi berarti penentuan atau penetapan standard golongan ( kelas atau derajat ) untuk barang-barang.
Standard adalah suatu ukuran atau ketentuan mutu yang diterima oleh umum sebagai suatu yang mempunyai nilai tetap.Suatu standard ditentukan atas dasar ciri-ciri produk yang dapat berpengaruh pada nilai komersil daripada barang. Ciri-ciri yang dimaksud dapat berupa ukuran, bentuk, warna, rasa, kandungan air, kandungan unsur-unsur kimia dan lain-lain.
Grading berarti memilih barang untk dimasukkan ke dalam kelas aatau derajat yang telah ditetapkan dengan jalan standarisasi.
Standarisasi dan grading mendatangkan penghematan dalam penyaluran fisik karena dapat melindungi barang dagangan yang berada dalam perpindahan terhadap kerusakan., disamping mengurangi ongkos dengan adanya penghematan dalam biaya pengangkutan dan penyimpanan.

Pengantar Bisnis - Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia/Manajemen Personalia, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Pengadaan tenaga kerja
2. Pengembangan tenaga kerja
3. Pemberian kompensasi
4. Integritas, dan
5. Pemeliharaan tenaga kerja


Ruang lingkup masing-masing fungsi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Fungsi pengadaan tenaga kerja, meliputi kegiatan penentuan kebutuhan tenaga kerja (baik mengenai mutu maupun jumlahnya), mencari sumber-sumber tenaga kerja secara efektif dan efisien, mengadakan seleksi terhadap para pelamar, menempatkan tenaga kerja sesuai dengan posisi yang sesuai, dan memberikan pendidikan serta latihan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas bagi para tenaga kerja baru.

Fungsi pengembangan tenaga kerja, meliputi kegiatan pendidikan dan latihan bagi para pekerja agar mereka dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi. Tujuan dari pengembangan tenaga kerja ini adalah peningkatan mutu atau keterampilan dan pengetahuan pekerja agar selalu mampu mengikuti perkembangan yang ada dalam organisasi.

Fungsi pemberian kompensasi, meliputi kegiatan pemberian balas jasa kepada para karyawan. Kegiatan disini meliputi penentuan sistem kompensasi yang mampu mendorong prestasai karyawan, dan juga menentukan besarnya kompensasi yang akan diterima oleh masing-masing pekerja secara adil.

Fungsi integritas, merupakan kegiatan untuk menyelaraskan tujuan organisasi dengan tujuan individu pekerja. Apabila tujuan-tujuan ini sudah sinkron, maka akan tergalang kekompakan dalam irama kerja organisasi dengan irama kerja para individu karyawan, sehingga akan menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi dalam pencapaian tujuan.

Fungsi pemeliharaan tenaga kerja, mencakup pelaksanaan program-program ekonomis maupun non-ekonomis, yang diharapkan dapat memberikan ketentraman kerja bagi pekerja, sehingga mereka dapat bekerja dengan tenang dan penuh konsentrasi guna menghasilkan prestasi kerja yang diharapkan oleh organisasi.

Peran Strategik MSDM

Perubahan teknologi yang sangat cepat, memaksa organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkugnan usahanya. Perubahan tersebut telah menggeser fungsi-fungsi manajeman sumber daya manusia yang selama ini hanya dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan pegawai staffing ,coordinating yang dilakukan oleh bagian personalia saja.
Saat ini manajeman SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi, untuk bersama-sama mencapai sasaran yang sudah ditetapkan serta memiliki fungsi perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM lama menjadi lebih bersifat strategik.
Oleh karenanya manajemen SDM mempunyai kewajiban untuk : memahami perubahan yang semakin komplek yang selalu terjadi di lingkungan bisnis, harus mengantisipasi perubahan teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai memasuki bisnis akibat informasi yang berkembang cepat. Perubahan paradigma dari manajemen SDM tersebut telah memberikan fokus yang berbeda dalam melaksanakan fungsinya di dalam organisasi.
Ada kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan pemusatan perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan strategi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan pembuatan keputusan strateginya dengan fungsi-fungsi SDM maka akan semakin besar kesempatan untuk memperoleh keberhasilan. Tingkat integrasi antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM terwujud dalam empat macam hubungan :
  • Hubungan Administrasi
Disini manajer puncak dan manajer fungsional yuang lainnya menganggap fungsi SDM relatif tidak penting dan memandang manusia bukan sebagai keterbatasan maupun aset perusahaan dalam pengambilan keputusan bisnis.
  • Hubungan Satu Arah
Terdapat hubugan skuensial antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM. Fungsi SDM merancang program dan sistem untuk mendukung tujuan strategis perusahaan. Jadi SDM bereaksdi terhadap inisiatif strategis tetapi tidak memiliki pengaruh, karena meskipun sudah dianggap penting namun belum dianggap sebagai mitra bisnis yang strategis.
  • Hubungan Dua Arah
Ditandai dengan hubungan resiprokal dan saling ketergantungan antara perencanaan strategi dengan SDM. Fungsi SDM dipandang penting dan dapat dipercaya. SDM berperan dalam penentuan arah strategis perusahaan dan sudah dijadikan mitra strategis.
  • Hubungan Integratif
Ditandaioleh hubungan yang dinamis dan inter aktif antar fungsi-fungsi SDM dan perencanaan strategis. Di sini manajer SDM dipandang sebagai sebenar-benarnya mitra bisnis staregis dan dilibatkan dalam keputusan strategis.

Pengantar Bisnis - Fungsi Produksi

Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar bagian dalam perusahaan.
Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus kwalitasnya juga harus dipikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu.
Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu :
1. Tepat Jumlah
2. Tepat Mutu
3. Tepat Waktu
4. Tepat Ongkos/Harga

Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akan mengakibatkan disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti dan menjadi kurang efektif.
Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai “empat tepat”.


Adapun tugas tersebut secara garis besarnya dapat kita bagi menjadi beberapa macam yaitu :
1. Perencanaan Produk
2. Perencanaan Luas Produksi
3. Perencanaan Lokasi Pabrik
4. Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik
5. Perencanaan Bahan Baku
6. Pengaturan Tenaga Kerja
7. Pengawasan Kwalitas


8.1. PERENCANAAN PRODUK
Proses produksi akan menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang yaitu benda yang berwujud akan tetapi dapat pula berupa benda yang tak berwujud yang sering disebut jasa. Barang atau benda yang berwujud misalnya meja kursi, alat tulis, sepeda, sepeda motor, mobil dan sebagainya. Sedangkan produk yang berupa jasa misalnya jasa kecantikan, jasa kesehatan, jasa keuangan, jasa penanggungan risiko, jasa pendidikan dan sebagainya. Baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus direncanakan dengan baik agar produk yang diciptakan itu nanti dapat bermutu tinggi, ongkos produksi murah, dan cocok dengan selera konsumen pemakainya. Produk yang dapat memenuhi syarat tersebut di atas akan menjadi andalan pengusaha agar mampu untuk meningkatkan perkembangan usahanya. Produk yang tidak memenuhi syarat itu justru akan menjadi beban perusahaan menjadi semakin tinggi sehingga akan menggangu pertumbuhan usahanya. Oleh karena itu maka pengusaha haruslah memikirkan mengenai MUTU PRODUK yang akan diproduksinya. Mutu suatu produk akan tergantu dari berbagai aspek terutama desainnya. Dengan perencanaan terhadap desain produk yang baik maka dapat kita harapkan bahwa produk kita akan dapat diterima oleh konsumen dan dengan demikian akan dapat menopang perkembangannya. Untuk merencanakan disain atau mutu produk kita perlu mengetahui bahwa produk itu terdiri dari berbagai atribut. Misalnya produk yang berupa “KARPET” misalnya. Produk karpet terdiri dari tiga atribut utama yaitu :
- Kehalusan setuhannya
- Ketebalan bulunya
- Keserasian warnanya

Dalam merencanakan produk yang akan kita hasilkan itu maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu :
1. Atribut Produk
2. Posisi Produk
3. Siklus Kehidupan Produk
4. Portofolio Produk

Setiap produk akan selalu memiliki atribut-atribut tertentu yang terkandung di dalam produk tersebut. Sepeda motor memiliki atribut keawetan pemakainnya, penampilannya, harga jual kembalinya dan mungkin kepopulerannya. Produsen haruslah memperhatikan atribut-atribut tersebut dan dengan menyesuaikannya dengan atribut itu akan menjamin bahwa produk tersebut akan disenagi konsumen. Oleh karena itu maka perlu diteliti lebih cermat atribut-atribut tersebut.
Dalam hal ini pengusaha haruslah memperhatikan bahwa atribut-atribut tersebut selalu terdiri atas dua aspek yaitu :
a. Aspek Teknis
b. Aspek Nonteknis


1. Atribut Produk
Atribut yang beraspek teknis adalah yang berkaitan dengan kemampuan teknis dari produk tersebut misalnya keawetannya sepeda motor, tidak blobornya suatu bolpoint, halusnya karpet, enak didengarnya musik tertentu, nikmatnya rasa masakan, indahnya taman rekreasi dan sebagainnya. Aspek ini yang merupakan aspek kasat mata atau dapat dilihat dengan mata, baik mata kepala, mata telinga, mata lidah maupun mata kulit kita. Aspek ini sering juga disebut sebagai tangible aspect atau aspek yang kasat mata.
Aspek yang nonteknis merupakan aspek yang tidak kasat mata atau intangible aspect. Aspek ini hanya dapat ditemukan dengan mata hati atau rasa atau feeling. Aspek ini merupakan aspek perasaan atau persepsi konsumen apabila dia menggunakan produk tersebut.


2. Posisi Produk
Posisi produk merupakan pandangan konsumen terhadap posisi dari berbagai produk yang ditawarkan oleh para bisnisman kepadanya. Ada suatu produk tertentu yang berkenan di hati para konsumen dan ada pula produk lain yang tidak atau kurang berkenan dihatinya. Ada Bank yang menyenangkannya dan adapula Bank yang menjengkelkannya karena pelayanan yang sangat lamban dan sangat tidak praktis sehingga menyulitkan nasabahnya padahal dia justru akan menyetorkan uangnya ke Bank tersebut.
Keadaan ini dapat kita analisis dengan menggunakan suatu alat analisi yang disebut “Analisa Posisi Produk” atau “Product Positionning”. Analisis ini menggambarkan atribut utama penentu pemilihan suatu produk dari para konsumen.


3. Siklus Kehidupan Produk
Setiap produk akan selalu memiliki jangkauan masa hidup yang berbeda-beda. Ada produk yang memiliki masa hidup yang panjang dan ada pula yang memiliki masa hidup yang sangat pendek. Pada umumnya produk-produk yang bersifat mode akan memiliki masa hidup yang pendek. Produk semacam ini akan sangat cepat menjadi tidak disenagi konsumen karena sudak akan digeser oleh mode yang baru.
Siklus kehidupan suatu produk itu dibagi menjadi 4 tahap atau fase. Tahap yang paling awal dimulai dari diperkenalkanya produk tersebut kepada masyarakat luas di pasar. Tahap tersebut lalu disebut sebagai Tahap Perkenalan atau Introduction Phase. Dalam tahap ini karena masih tahap perkenalan maka pertumbuhan hasil penjualan akan sangat lamban. Hal ini terlihat dari garis pertumbuhan penjualannya dalam grafik tersebut yang landai.
Tahap yang berikutnya adalah suatu tahap yang merupakan perkembangan berikutnya setelah tahap perkenalan itu berhasil maka produk itu akan mejadi sangat terkenal oleh masyarakat luas dan mereka mulai menyenangi produk tersebut. Karena produk tersebut mulai digemari oleh konsumen maka tentu saja penjualannya akan menjadi berkembang pesat. Hal ini terlihat dari gambr garis siklus menjadi menanjak dengan tajam. Tahap ini merupakan tahap atau Fase Pertumbuhan/Perkembangan atau Growth Phase.
Tahap terakhir adalah tahap dimana produk tersebut setelah mengalami kondisi jenuh itu ternyata semakin lama semakin banyak masyarakat yang justru tidak lagi menyenaginya dan kemudian lalu meninggalkannya serta tidak lagi mau menggunakan produk tersebut. Kondisi ini akan mengakibatkan turunnya volume penjualan dari produk itu. Dengan demikian maka terjadilah Tahap Penurunan atau Decline Phase.
Tahap persiapan penggantian produk baru yang akan menggantikan produk yang sudah mengalami penurunan ini sering disebut Tahap Penciptaan Produk Baru atau New Product Development (NDP).


4. Portofolio Produk
Portofolio produk merupakan keadaan dimana suatu perusahaan memiliki beberapa macam produk yang dihasilkannya dan dipasarkannya kepada masyarakat luas. Dengan demikian maka perusahaan itu memiliki sekumpulan produk yang harus bersama-sama sekaligus untuk dipikirkannya. Oleh karena itulah maka lalu dikenal sebagai pemikiran tentang sekumpulan produk atau Product Portofolio.
Perusahaan yng memiliki sekumpulan produk tersebut pada umumnya akan berada pada posisi yang berbeda pada masing-m,asing produk yang dimiliki. Salah satu produknya mungkin ada yang berada pada posisi Anak Bawang. Posisi ini merupakan produk yang mana perusahaan belum memiliki kemampuan untuk mengekploitasi secara baik serta kesempatan pasar atau opportunitynya masih rendah. Dalam kondisi ini pada umumnya merupakan produk yang belum memperoleh nama dan merupakan pendatang baru. Karena pendatang baru maka lalu dia disebut sebagai Anak Bawang atau dalam bahasa jawa “Pupuk Bawang” dan dalam bahasa asing disebut sebagai Under Dog bahkan sering disingkat Dog.
Posisi lain lagi adalah tanda Tanya. Dalam posisi ini terjadi apabila potensi pasar telah menunjukkan adanya kenaikan yang cukup tinggi, sedangkan perusahaan masih belum meningkatkan kemampuannya. Dalam kondisi macam ini maka akan menimbulkan kegelisahan atau pemikiran bagi pengusaha apakah dia akan berani menambah kemampuannya untuk mengeksploitasi kesempatan pasar yang sudah terlihat meningkat itu apa tidak. Persoalan yang timbul dalam hal ini adalah masalah investasi untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengeksploitasi potensi pasar yang sudah terlihat membaik itu. Karena masalah itu maka kondisi ini lalu dikenal sebagai posisi Tanda Tanya atau dalam bahasa asing disebut Question Mark.
Posisi berikutnya adalah posisi bintang atau star. Posisi ini merupakan posisi dimana pengusaha tersebut telah berhasil untuk mengembangkan kemampuan sehingga dapat memiliki kemampuan yang tinggi terhadap potensi pasar yang memang sudah tinggi itu.
Posisi yang terakhir yaitu “Sapi Perah” ini sering disebut juga “Cash Cow”. Pada posisi ini karena potensi pasar sudah mengalami kejenuhan dimana pertumbuhan pasarnya sudah tidak sepesat pada posisi bintang, maka para pesaing sudah tidak begitu tertarik lagi menyerangnya. Oleh karena tidak banyak lagi yang menggangunya di pasar maka dalam posisi inilah pengusaha akan menikmati keuntungan yang maksimal.


8.2. PERENCANAAN LUAS PRODUKSI
Perencanaan luas produksi merupakan masalah penentuan terhadap berapa banyak jumlah volume produksi yang harus dihasilkannya dalam periode atau tahun tertentu. Masalah ini sering disebut sebagai penentuan target produksi. Berapa target produksi untuk tahun yang akan dating merupakan persoalan yang harus di terapkan oleh manajer produksi. Dengan target itulah maka rencana ataupun program-program produksi seperti pengadaan bahan, tenaga kerja, bahan pembantu, peralatan-peralatan yang diperlukan beserta prosesnya pun akan dapat direncanakan dengan lebih cermat. Untuk keperluan itulah maka luas produksi perlu ditentukan terlebih dahulu. Untuk menentukan luas atau target produksi itu maka tentu saja akan banyak factor yang perlu diperhatikan. Factor-faktor tersebut akan mempengaruhi dan menentukan besar kecilnya target produksi kita.
Adapun factor – factor penentu produksi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bahan baku yang tersedia
2. Tersedianya tenaga kerja (ahli) yang diperlukan
3. Dana yang diperlukan untuk pembiayaan
4. Besarnya potensi pasar yang terbuka

Suatu model yang dapat kita pergunakan untuk menganalisa ini adalah apa yang sering disebut sebagai analisa “Titik Pulang Pokok” atau “Titik Impas” atau “Break Even Point” yang sering disebut “BEP”. Analisa BEP ini akan menggambarkan kondisi perongkosan produksi serta hasil yang diperoleh dari produksi itu. Dalam hal ini kita harus membedakan perongkosan produksi itu menjadi ongkos tetap dan ongkos variable.
Ongkos tetap adalah ongkos yang tidak berubah besarnya meskipun volume produksi bertambah. Ongkos ini akan tetap saja besarnya meskipun volume produksi diturunkan maupun dinaikkan. Biaya jenis ini adalah biaya yang pada umumnya ditentukan atas dasar waktu atau periode.
Biaya variable adalah biaya yang besarnya selalu mengikuti dan tergantung dari besar kecilnya volume produksi. Setiap volume produksi bertambah maka biaya itu pun akan ikut bertambah pula besarnya. Sebaliknya bila kita mengurangi biaya itupun akan berkurang pula. Yang akan selalu merupakan biaya variable ini adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku tentu saja akan selalu mengikuti jumlah yang diproduksi. Hanya saja dalam hal ini variabilitasnya bisa berbda-beda. Ada biaya variable yang progresif, degresif serta proposional. Progresif berarti kenaikannya cepat, degresif berarti kenaikannya semakin menurun sedangkan proposional berart kenaikannya selalu sama. Biaya variable progresif akan menunjukkan garis melengkung ke atas, degresif akan lengkung ke bawah sedangkan proposional akanmerupakan garis lurus. Dalam hal ini biaya variable kita anggap proporsional.
Keterangan :
V = Total Biaya Variabel
v = Biaya Variabel per unit
q = Jumlah produksi
kedua biaya variable diatas akan membentuk menjadi biaya total yang harus ditanggung oleh pengusaha. Penjumlahan dari kedua ongkos itu akan menghasilkan biaya total atau “Total Cost”.
Apabila grafik Total Biaya kita gabungkan secara bersama-sama dengan grafik total hasil maka akan terlihat keadaan perongkosan serta hasil segara bersama-sama sekaligus. Dari penggabungan tersebut maka akan dapat diketahui perpotongan antar garis total ongkos dengan total hasil. Dalam titik itu karena hasil yang diperoleh hanya dapat menutup biaya-biayanya maka titik itulah yang disebut sebagai titik impas atau titik pulang pokok atau BEP.
Proses berikutnya dalam penentuan luas produksi adalah kita hubungkan dengan besarnya kapasitas mesin yang tersedia, bahan baku yang tersedia, serta permintaan yang diproyeksi untuk tahun yang diproduksi kita.
Karena BEP adalah titik potong antara Total Hasil dengan Total Biaya maka kita akan dapat mencari titik BEP tersebut dengan membuat persamaan garis dari keduanya yaitu dengan cara :
Dari perhitungan itu maka dapat kita lihat BEP dalam unit atau volume produksi pada BEP adalah sebesar Biaya Tetap dibagi dengan selisih antara harga jual per unitnya dikurangi dengan Biaya Variabel per unitnya. Jadi apabila kita megetahui besarnya biaya tetap, biaya variable per unitnya serta harga jual per unit produknya maka kita akan dapat memperhitungkan besarnya titik impas kita.


8.3. PERENCANAAN LOKASI PABRIK
Persoalan berikutnya yang harus dipikirkan oleh manajer produksi adalah tentang dimana pabrik yang akan memproduksikan barang-barang itu harus didirikan. Persoalan ini merupakan persoalan posisi pabrik. Dalam praktek kita sering menjumpai bahwa pabrik=pabrik banyak didirikan orang diluar perkotaan seperti di daerah pinggiran kota Jakarta, Surabaya atau kota-kota lainnya. Bahkan ada pula yang didirikan jauh dari kota dan bahkan di puncak gunung atau di tengah hutan, seperti halnya perusahaan pertambangan misalnya.
Persoalan lokasi pabrik ini memang sangat ditentukan oleh beberapa factor penentu utama yaitu :
1. Bahan Baku
2. Pasar
3. Lahan untuk Ekspansi
4. Pembangkit Tenaga (Power)
5. Tenaga Kerja
6. Fasilitas Transportasi
7. Dampak Lingkungan
Pada umumnya kondisi lahan di daerah pinggiran kota merupakan daerah yang paling banyak memenuhi syarat dari beberapa factor tersebut di atas. Apabila didirikan di tengah kota maka akan banyak mencemarkan lingkungan pemukiman yang berada di tengah kota tersebut. Sebaliknya apabila terlalu jauh dari kota akan mengakibatkan biaya angkutan barang jadi untuk di bawa ke pasar yaitu di kota menjadi sangat mahal, selain pembangkit tenaga ataupun permodalannya menjadi kesulitan.


8.4. PERENCANAAN LAYOUT PABRIK
Mesin-mesin dan fasilitas pabrik haruslah disusun serta diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi. Pemikiran tentang penyusunan fasilitas-fasilitas pabrik seperti mesin-mesin, alat-alat kantor, alat-alat pengangkutan tempat penyimpanan barang jadi maupun bahan baku, tempat makan beserta dapurnya, rest-room bagi tenaga kerja, termasuk juga show-room merupakan persoalan tetang Layout Pabrik. Dalam hal ini tentu saja kita harus melaksanakan pembagian tempat atau “Zonning” bagi tanah atau lyang tersedia. Dengan melakukan Zonning itu dimaksudkan untuk membagi-bagi lahan yang ada ke dalam zone-zone yang akan diperuntukkan bagi masing-masing keperluan di atas.
Beberapa pertimbangan penting yang ada dalam mengatur susunan atau layout pabrik ada beberapa macam yaitu :
1. Kelancaran aliran proses produksi
2. Kebutuhan Administrasi/perkantoran
3. Kebutuhan Penjualan
4. Lalulintas pengangkutan barang serta bahan
5. Penerangan dan ventilasi
6. Bentuk pabrik dan biaya pembangunanya
7. Biaya produksi


8.5. PERENCANAAN BAHAN BAKU
Bahan baku harus direncanakan sedemikian rupa sehingga menopang tercapainya tujuan bagian produksi yaitu tepat jumlah., tepat mutu, tepat waktu dan tepat ongkos atau harganya. Pengaturan bahan baku memiliki 2 aspek utama yaitu :
1. Penyediaan
2. Penggunaan


PENYEDIAAN BAHAN
Konsekuensi biaya yang terjadi dalam pengadaan bahan itu ada dua macam yaitu :

a. Biaya Pembelian atau Pemesanan (Ordering Cost)
Biaya pembelian adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan pembeliannya atau pemesanan bahan bakunya. Jadi biaya pembelian adalah biaya untuk melakukan kegiatan pembelian. Hal ini perlu diingatkan bahwa sering kali terjadi kekeliruan pengertian bahwa biaya pembelian itu diperhitungkan sebagai biaya atau harga bahan yang kita beli pada saat kita membeli bahan itu. Hal ini tidak benar. Harga bahan yang kita beli bukan merupakan biaya pembelian akan tetapi masuk sebagai biaya bahan, sedangkan biaya pembelian adalah biaya yang harus ditanggung dari kegitan pembeliannya seperti transportasi, komunikasi, penginapan, dan pelaksanaan pembelian tersebut.

b. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)
Biaya penyimpanan adalah biaya yang harus ditanggung karena kita harus menyimpan bahan yang sudah dibeli dan belum dipergunakan dalam proses produksi.
Kedua biaya tersebut akan ditanggung bersama-sama oleh pengusaha. Oleh karena itu maka secara bersama akan membentuk total biaya persediaan yang merupakan jumlah dari kedua biaya tersebut.
Titik atau jumlah pembelian yang paling ekonomis yang dalam bahasa asing adalah “Economical Order Quantity” dan disingkat EOQ. Jumlah tersebut di pandang paling ekonomis karena total biaya yang ditanggungnya adalah yang tersendah.
Titik terendah dari total biaya persediaan yang menimbulkan titik EOQ tersebut akan tercapai bila biaya penyimpanan sama besarnya atau berpotongan dengan biaya pemasaran.