Saturday, March 8, 2014

BAB 2 | Klasifikasi, Konsep dan Terminologi Biaya

BAB 2 | KLASIFIKASI, KONSEP DAN TERMINOLOGI BIAYA

Pengertian biaya dan konsep biaya
Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat untuk saat ini maupun masa mendatang bagi organisasi.

Klasifikasi biaya dalam berbagai perusahaan
Untuk tujuan perhitungan biaya produk dan jasa, biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau fungsi-fungsinya. Hansen dan Mowen (2006) mengklasifikasikan biaya kedalam dua kategori fungsional utama, antara lain:
a.       Biaya produksi, merupakan biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang atau penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai:
a)     Biaya bahan langsung, adalah bahan yang dapat di telusuri ke barang atau jasa yang diproduksi. Biaya bahan langsung ini dapat dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk.
b)      Tenaga kerja langsung, adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperi halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.
c)       Overhead, merupakan semua biaya yang tidak termasuk kedalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Kategori biaya overhead memuat berbagai item yang luas. Banyak input yang diperlukan dalam membuat sebuah produk ataupun jasa. Bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan dalam proses produksi biasanya dimasukkan kedalam kategori biaya overhead. Hal ini dibenarkan atas dasar biaya dan kepraktisan. Biaya lembur tenaga kerja langsung biasanya dibebankan ke overhead, dengan asumsi bahwa tidak semua operasi produksi tertentu secara khusus dapat diidentifikasikan sebagai penyebab lembur.
b.   Biaya non produksi, merupakan biaya yang berkaitan dengan fungsi perencanaan, pengembangan, pemasaran, distribusi, pelayanan pelanggan dan administrasi umum. Terdapat dua jenis biaya non produksi yang lazim digunakan, diantaranya:
a) Biaya penjualan atau pemasaran, adalah biaya yang diperlukan dalam memasarkan, mendistribusikan dan melayani produk atau jasa.
b)  Biaya administrasi, merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran ataupun produksi. Administrasi umum bertanggung jawab dalam memastikan bahwa berbagai aktivitas organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan secara keseluruhan dapat terealisasi.

Teknik pemisahan biaya campuran
Di dalam penyusunan anggaran variabel, pemisahan biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel tersebut perlu dilakukan. Hal ini disebabkan oleh karena anggaran variabel tersebut akan disusun untuk berbagai macam tingkat kapasitas yang dapat diselenggarakan di dalam perusahaan. Untuk kepentingan ini tentunya harus diketahui seberapa besarnya porsi biaya tetap dan seberapa besar pula porsi biaya variabel sehingga pernghitungan jumlah biaya untuk masing-masing tingkat kapasitas akan dapat dibuat dengan mudah.
Berikut ini beberapa metode atau teknik yang dapat digunakan untuk memisahkan unsur tetap dan variabel:
a.       Metode Perkiraan Langsung
Metode perkiraan langsung hanya dapat dipakai pada keadaan tertentu  dimana perhitungan unsur-unsur biaya secara kuantitatif tidak dapat dilakukan karena suatu sebab. Dalam dunia praktis memang hal ini sering dijumpai dan bahkan lebih sering dipakai oleh para perencana biaya yang telah berpengalaman dan yang ingin menghindari perhitungan-perhitungan yang sistematis. Meskipun demikian tidak dapat dikatakan bahwa metode ini dapat digunakan begitu saja tanpa memperhatikan data  yang berhubungan. Karena itu metode ini dapat dilaksanakan dalam dua bentuk. Pertama, berdasarkan perkiraan pihak yang terlibat langsung dan bertanggung jawab didalam proses produksi dan kedua, dengan berdasarkan pada analisa data historis dan kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen.
Pada bentuk pertama perkiraan unsur-unsur biaya sangat diutamakan pada kemampuan seorang “industrial engineer” yang harus benar-benar terlihat pada proses produksi, yang mencakup desain barang-barang yang dihasilkan, layout pabrik, urutan proses produksi, dan segala permasalahan maupun biaya yang berhubungan. Karenanya ia memegang  peranan yang sangat penting dalam hal penyediaan data biaya produksi untuk keperluan penyusunan anggaran. Cara ini snagat menitikberatkan pada analisa dan observasi langsung pada proses produksi, sehingga didapatkan data yang tepat mengenai konsumsi bahan mentah, tenaga kerja dan tenaga listrik. Cara ini diperlukan apabila data historis tentang semuanya tidak tersedia atau tidak dapat dipakai lagi untuk masa mendatang. Atau meskipun data historis cukup tersedia, cara ini dapat dipakai sebagai alat penguji analisa data historis.
Pada bentuk kedua perkiraan unsur-unsur biaya lebih dititikberatkan pada analisa terhadap data biaya historis, interpretasi kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen, dan evaluasi sifat-sifat dan sebab-sebab timbulnya biaya. Cara ini dapat pula dipakai sebagai alat pembanding perkiraan biaya yang menggunakan cara terdahulu.
Berikut ini beberapa keadaan yang secara umum dimana perkiraan langsung layak digunakan, yaitu:
1.       Suatu bagian baru saja didirikan, sehingga data historis biaya di bagian tersebut tidak tersedia atau tidak memadai.
2.       Dilakukannya kegiatan yang tidak rutin, yang dapat menimbulkan biaya yang cukup besar pada perusahaan umpamanya pengaturan kembali peralatan-peralatan pabrik.
3.  Mulai dipakainya mesin baru sehingga perusahaan bekerja dengan kapasitas baru. Kemungkinan pula akibatnya biaya produksi berubah juga, dan pola biaya historis tidak cocok lagi untuk estimasi biaya dimasa mendatang.
4.       Terjadi perubahan pada metode produksi. Akibatnya kemungkinan pola biaya berubah pula.
5.       Terjadi perubahan-perubahan manjemen yang mungkin dapat mempengaruhi pola biaya.

b.      Metode Tinggi-Rendah
Dari geometri dasar, kita mengetahui bahwa dua titik diperlukan  untuk menentukan suatu garis. Sekali kita mengetahui dua titik pada suatu  garis maka persamaannya dapat ditentukan. Ingat bahwa F, komponen  biaya tetap adalah perpotongan garis jumlah biaya dan bahwa V, biaya  variabel per unit adalah kemiringan garis. Dengan dua titik tersebut kemiringan dan perpotongan dapat ditentukan.
Metode tinggi-rendah sebelumnya memilih dua titik yang akan digunakan untuk menghitung parameter F dan V. secara spesifik metode menggunakan titik tinggi dan rendah.Titik tinggi didefinisikan sebagai titik yang mempunyai tingkat kegiatan tertinggi. Titik rendah didefinisikan sebagai titik yang mempunyai tingkat kegiatan terendah.
Metode tinggi-rendah mempunyai keunggulan berupa objektivitas. Yaitu,  dua orang manapun yang menggunakan metode tinggi-rendah pada suatu kumpulan data tertentu akan mendapatkan jawaban yang sama. Selain itu,  metode tinggi-rendah memungkinkan manajer mendapatkan hubungan biaya dengan cepat hanya dengan menggunakan dua titik data. Misalnya,  seorang manajer mungkin hanya mempunyai data dua bulan. Kadang-kadang data ini cukup untuk mendapatkan perkiraan kasar dari hubungan biaya.
Namun metode tinggi rendah tidak sebaik metode yang lain. Karena  metode ini juga memiliki beberapa kelemahan.
a)   Titik tinggi dan rendah sering sebagai apa yang disebut di luar garis. Mereka mungkin meewakili hubungan biaya kegiatan yang tidak khas. Jika demikian, formula biaya yang dihitung menggunakan dua titik ini tidak mewakili apa yang biasanya terjadi.
b)      Jika titik-titik ini bukan di luar garis, pasangan titik-titik lainnya jelas lebih mewakili.

c.       Metode Diagram Pencar
Yang pertama kali harus dilakukan dalam metode diagram pencar adalah mengumpulkan data dari sejumlah biaya-biaya masa lalu pada berbagai tingkat kegiatan. Kemudian data tersebut digambarkan dalam grafik dua sumbu. Sumbu vertikal atau sumbu Y untuk menggambarkan biaya. Sedangkan sumbu horizontal atau sumbu X untuk menggambarkan  tingkat kegiatan.
Langkah selanjutnya membuat garis lurus sedekat mungkin dengan titik-titik tersebut. Untuk menentukan besarnya komponen biaya tetap  dilakukan dengan cara memperpanjang garis lurus sampai memotong  sumbu vertikal. Titik potong di sumbu vertikal menunjukkan besarnya  Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/TFC). Untuk biaya variabel total  dihitung dengan cara mengurangi biaya total atau Total Cost dengan biaya tetap total. Biaya variabel per unit dapat dihitung dengan cara membagi  biaya variabel total dengan tingkat kegiatan dari biaya total yang telah dipilih.

d.      Metode Korelasi
Metode pemisahan biaya dengan menggunakan konsep dtatistik korelasi. Fungsi matematis dibuat berdasarkan analisis hubungan antara dua variabel yakni variabel Y yang mewakili biaya dan variabel X yang mewakili satuan kegiatan.

e.      Metode Matematis
Metode pemisahan biaya dengan menggunakan konsep matematik dimana Y = a + bX. Y mewakili Jumlah biaya dan X mewakili Volume kegiatan, b mewakili Biaya Tetap dan b mewakili biaya variabel per unit. Penyusunan fungsi matematis dilakukan dengan memperhatikan sifat dan karakteristik biaya.


Hansen, DR and Mowen, MM various edition

No comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar anda ! Jangan pura-pura buta !