BAB 2 | KLASIFIKASI, KONSEP DAN TERMINOLOGI BIAYA
Pengertian biaya dan konsep biaya
Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai kas atau
nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang dan jasa yang
diharapkan memberikan manfaat untuk saat ini maupun masa mendatang bagi
organisasi.
Klasifikasi biaya dalam berbagai perusahaan
Untuk
tujuan perhitungan biaya produk dan jasa, biaya dapat diklasifikasikan menurut
tujuan khusus atau fungsi-fungsinya. Hansen dan Mowen (2006) mengklasifikasikan
biaya kedalam dua kategori fungsional utama, antara lain:
a.
Biaya produksi, merupakan
biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang atau penyediaan
jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai:
a) Biaya bahan langsung,
adalah bahan yang dapat di telusuri ke barang atau jasa yang diproduksi. Biaya
bahan langsung ini dapat dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat
digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk.
b)
Tenaga kerja langsung,
adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang
diproduksi. Seperi halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat digunakan
dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu produk
dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan
jasa pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.
c)
Overhead, merupakan
semua biaya yang tidak termasuk kedalam bahan langsung dan tenaga kerja
langsung. Kategori biaya overhead memuat berbagai item yang luas.
Banyak input yang diperlukan dalam membuat sebuah produk ataupun jasa.
Bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan dalam proses
produksi biasanya dimasukkan kedalam kategori biaya overhead. Hal ini
dibenarkan atas dasar biaya dan kepraktisan. Biaya lembur tenaga kerja langsung
biasanya dibebankan ke overhead, dengan asumsi bahwa tidak semua operasi
produksi tertentu secara khusus dapat diidentifikasikan sebagai penyebab
lembur.
b. Biaya non produksi,
merupakan biaya yang berkaitan dengan fungsi perencanaan, pengembangan, pemasaran,
distribusi, pelayanan pelanggan dan administrasi umum. Terdapat
dua jenis biaya non produksi yang lazim digunakan, diantaranya:
a) Biaya penjualan atau pemasaran, adalah biaya yang diperlukan dalam memasarkan, mendistribusikan
dan melayani produk atau jasa.
b) Biaya administrasi,
merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan dan
administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran
ataupun produksi. Administrasi umum bertanggung jawab dalam memastikan bahwa
berbagai aktivitas organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi
perusahaan secara keseluruhan dapat terealisasi.
Teknik pemisahan biaya campuran
Di dalam penyusunan anggaran variabel, pemisahan biaya semi
variabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel tersebut perlu dilakukan. Hal
ini disebabkan oleh karena anggaran variabel tersebut akan disusun untuk
berbagai macam tingkat kapasitas yang dapat diselenggarakan di dalam
perusahaan. Untuk kepentingan ini tentunya harus diketahui seberapa besarnya
porsi biaya tetap dan seberapa besar pula porsi biaya variabel sehingga
pernghitungan jumlah biaya untuk masing-masing tingkat kapasitas akan dapat
dibuat dengan mudah.
Berikut ini beberapa metode atau teknik yang dapat digunakan untuk
memisahkan unsur tetap dan variabel:
a.
Metode Perkiraan Langsung
Metode perkiraan langsung hanya
dapat dipakai pada keadaan tertentu dimana perhitungan unsur-unsur biaya
secara kuantitatif tidak dapat dilakukan karena suatu sebab. Dalam dunia
praktis memang hal ini sering dijumpai dan bahkan lebih
sering dipakai oleh para perencana biaya yang telah berpengalaman dan yang
ingin menghindari perhitungan-perhitungan yang sistematis. Meskipun demikian
tidak dapat dikatakan bahwa metode ini dapat digunakan begitu saja tanpa
memperhatikan data yang berhubungan. Karena itu metode ini dapat
dilaksanakan dalam dua bentuk. Pertama, berdasarkan perkiraan pihak yang
terlibat langsung dan bertanggung jawab didalam proses produksi dan kedua,
dengan berdasarkan pada analisa data historis dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
manajemen.
Pada bentuk pertama perkiraan
unsur-unsur biaya sangat diutamakan pada kemampuan seorang “industrial
engineer” yang harus benar-benar terlihat pada proses produksi, yang mencakup
desain barang-barang yang dihasilkan, layout pabrik, urutan
proses produksi, dan segala permasalahan maupun biaya yang berhubungan.
Karenanya ia memegang peranan yang sangat penting dalam hal penyediaan
data biaya produksi untuk keperluan penyusunan anggaran. Cara ini snagat
menitikberatkan pada analisa dan observasi langsung pada proses produksi,
sehingga didapatkan data yang tepat mengenai konsumsi bahan mentah, tenaga
kerja dan tenaga listrik. Cara ini diperlukan apabila data historis tentang
semuanya tidak tersedia atau tidak dapat dipakai lagi untuk masa mendatang.
Atau meskipun data historis cukup tersedia, cara ini dapat dipakai sebagai alat penguji analisa data historis.
Pada bentuk kedua perkiraan
unsur-unsur biaya lebih dititikberatkan pada analisa terhadap data biaya
historis, interpretasi kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen, dan evaluasi
sifat-sifat dan sebab-sebab timbulnya biaya. Cara ini dapat pula dipakai
sebagai alat pembanding perkiraan biaya yang menggunakan cara terdahulu.
Berikut ini beberapa keadaan yang
secara umum dimana perkiraan langsung layak digunakan, yaitu:
1.
Suatu bagian
baru saja didirikan, sehingga data historis biaya di bagian tersebut tidak
tersedia atau tidak memadai.
2.
Dilakukannya
kegiatan yang tidak rutin, yang dapat menimbulkan biaya yang cukup besar pada
perusahaan umpamanya pengaturan kembali peralatan-peralatan pabrik.
3. Mulai
dipakainya mesin baru sehingga perusahaan bekerja dengan kapasitas baru.
Kemungkinan pula akibatnya biaya produksi berubah juga, dan pola biaya historis
tidak cocok lagi untuk estimasi biaya dimasa mendatang.
4.
Terjadi
perubahan pada metode produksi. Akibatnya kemungkinan pola biaya berubah pula.
5.
Terjadi
perubahan-perubahan manjemen yang mungkin dapat mempengaruhi pola biaya.
b. Metode
Tinggi-Rendah
Dari geometri dasar, kita
mengetahui bahwa dua titik diperlukan untuk menentukan suatu garis.
Sekali kita mengetahui dua titik pada suatu garis maka persamaannya dapat
ditentukan. Ingat bahwa F, komponen biaya tetap adalah perpotongan garis
jumlah biaya dan bahwa V, biaya variabel per unit adalah kemiringan
garis. Dengan dua titik tersebut kemiringan dan perpotongan dapat ditentukan.
Metode tinggi-rendah sebelumnya
memilih dua titik yang akan digunakan untuk menghitung parameter F dan V.
secara spesifik metode menggunakan titik tinggi dan rendah.Titik tinggi
didefinisikan sebagai titik yang mempunyai tingkat kegiatan tertinggi. Titik
rendah didefinisikan sebagai titik yang mempunyai tingkat kegiatan
terendah.
Metode tinggi-rendah mempunyai
keunggulan berupa objektivitas. Yaitu, dua orang manapun yang menggunakan
metode tinggi-rendah pada suatu kumpulan data tertentu akan mendapatkan jawaban
yang sama. Selain itu, metode tinggi-rendah memungkinkan manajer
mendapatkan hubungan biaya dengan cepat hanya dengan menggunakan dua titik
data. Misalnya, seorang manajer mungkin hanya mempunyai data dua bulan.
Kadang-kadang data ini cukup untuk mendapatkan perkiraan kasar dari hubungan biaya.
Namun metode tinggi rendah tidak
sebaik metode yang lain. Karena metode ini juga memiliki beberapa
kelemahan.
a) Titik tinggi
dan rendah sering sebagai apa yang disebut di luar garis. Mereka mungkin
meewakili hubungan biaya kegiatan yang tidak khas. Jika demikian, formula biaya
yang dihitung menggunakan dua titik ini tidak mewakili apa yang biasanya
terjadi.
b)
Jika
titik-titik ini bukan di luar garis, pasangan titik-titik lainnya jelas lebih mewakili.
c. Metode
Diagram Pencar
Yang pertama kali harus dilakukan
dalam metode diagram pencar adalah mengumpulkan data dari sejumlah biaya-biaya
masa lalu pada berbagai tingkat kegiatan. Kemudian data tersebut digambarkan
dalam grafik dua sumbu. Sumbu vertikal atau sumbu Y untuk menggambarkan
biaya. Sedangkan sumbu horizontal atau sumbu X untuk menggambarkan tingkat
kegiatan.
Langkah selanjutnya membuat garis
lurus sedekat mungkin dengan titik-titik tersebut. Untuk menentukan besarnya komponen
biaya tetap dilakukan dengan cara memperpanjang garis lurus sampai
memotong sumbu vertikal. Titik potong di sumbu vertikal menunjukkan
besarnya Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/TFC). Untuk biaya variabel
total dihitung dengan cara mengurangi biaya total atau Total Cost dengan
biaya tetap total. Biaya variabel per unit dapat dihitung
dengan cara membagi biaya variabel total dengan tingkat kegiatan dari
biaya total yang telah dipilih.
d. Metode
Korelasi
Metode pemisahan biaya dengan
menggunakan konsep dtatistik korelasi. Fungsi matematis dibuat berdasarkan
analisis hubungan antara dua variabel yakni variabel Y yang mewakili biaya dan
variabel X yang mewakili satuan kegiatan.
e. Metode
Matematis
Metode pemisahan biaya dengan
menggunakan konsep matematik dimana Y = a + bX. Y mewakili Jumlah biaya dan X
mewakili Volume kegiatan, b mewakili Biaya Tetap dan b mewakili biaya variabel
per unit. Penyusunan fungsi matematis dilakukan dengan memperhatikan sifat dan
karakteristik biaya.
Hansen, DR and Mowen, MM various edition
No comments:
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar anda ! Jangan pura-pura buta !