1. Menilai Resiko Audit
·
Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh
dari pemahaman atas pengendalian intern.
·
Melakukan identifikasi salah saji potensial
yang dapat terjadi dalam asersi entitas.
·
Melakukan identifikasi pengendalian yang
diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi salah saji.
·
Melakukan pengujian pengendalian untuk
menentukan efekktivitas desain dan operasi pengendalian intern.
·
Mengevaluasi bukti dan buat taksiran resiko
pengendalian
2. Menilai Resiko Pengendalian
dalam Suatu Lingkungan Teknologi Informasi:
Strategi
audit: Pengendalian Pemakai, Pengendalian Aplikasi, Pengendalian Umum
dan Prosedur Tindak Lanjut.
Teknik
Audit: Simulasi paralel, Pengujian data, Fasilitas pengujian
terintegrasi, Pemantauan yang berkelanjutan terhadap sistem OLRT.
3. Pengujian Pengendalian
Dilaksanakan untuk menentukan efektivitas desain dan operasi
kebijakan dan prosedur pengendalian intern. Berbagai pengujian pengendalian
yang dapat dipilih oleh auditor :
·
Pengujian pengendalian bersamaan (Concurrent Test of Controls). Untuk
memperoleh pemahaman dan mendapatkan bukti tentang efektivitas pengendalian
intern.
·
Pengujian pengendalian tambahan
Dilaksanakan jika berdasarkan
pengujian bersamaan pengendalian intern
efektif, auditor kemudian mengubah strategi auditnya dari pendekatan terutama
subtantif ke pendekatan resiko pengendalian rendah.
·
Pengujian pengendalian yang direncanakan
Untuk menentukan taksiran awal resiko
pengendalian moderat atau rendah sesuai dengan tingkat pengujian subtantif yang
direncanakan.
·
Pengujian dengan Tujuan Ganda (Dual Purpose Test). Auditor dapat
mengumpulkan bukti tentang efektivitas pengendalian intern sekaligus dapat
mengumpulkan bukti tentang kekeliruan moneter dalam akun.
4. Perancangan Pengujian
Pengendalian
·
Jenis pengujian pengendalian yang dapat
dipilih auditor: Permintaan keterangan, Pengamatan, Inspeksi, dan Pelaksanaan
kembali.
·
Waktu pelaksanaan pengujian pengendalian:
dilaksanakan sedekat mungkin dengan akhir tahun yang diaudit.
·
Lingkup pengujian pengendalian: dipengaruhi
oleh taksiran tingkat resiko pengendalian yang direncanakan. Diperlukan pengujian
dengan lingkup yang lebih luas untuk taksiran tingkat resiko pengendalian
moderat atau rendah.
5. Kerjasama dengan Auditor Intern
dalam Pengujian Pengendalian
·
Melakukan koordinasi pekerjaan auditnya dengan
auditor intern.
·
Menggunakan auditor intern untuk menyediakan
bantuan langsung.
6. Penentuan Resiko Deteksi
RD =
RA RD = Resiko Deteksi
RB X RP RB = Resiko Bawaan
RA
= Resiko Audit
Rp = Resiko Pengendalian
7. Desain Pengujian Subtantif
Desain Pengujian Subtantif sangat ditentukan oleh resiko deteksi
yang ditetapkan oleh auditor. Jika resiko deteksi yang dapat diterima rendah,
auditor harus mengguunnakan prosedur audit yang lebih efektif, dan biasanya
memerlukan biaya yang lebih tinggi. Jika
resiko deteksi yang dapt diterma tinggi, auditor dapat menggunakan prosedur audit yang kurang
efektif, dengan biaya yang lebih rendah.
Jenis
Pengujian Subtantif:
·
Prosedur analitis.
·
Pengujian rincian atas transaksi.
·
Pengujian rincian atas saldo.
·
Pengujian rincian atas saldo yang melibatkan
estimasi akuntansi.
Saat Pengujian:
Pengujiian subtantif dapat dilaksanakan sebelum tanggal neraca
Lingkup Pengujian Subtantif:
menunjukkan jumlah pos atau besarnya sampel yang harus diuji.
8. Pengembangan Program Audit untuk
Pengujian Substantif
Rerangka Umum Pengembangan Program Audit untuk Pengujian
Substantif
1) Tentukan prosedur
audit awal.
2) Tentukan
prosedur analitik yang perlu dilaksanakan.
3) Tentukan
pengujian terhadap transaksi rinci.
4)
Tentukan pengujian terhadap akun rinci.
Referensi:
1.
Boynton,
Johnson, Kell. Modern Auditing. Edisi ke-7. Erlangga,2003.
2.
Mulyadi.
Auditing. Edisi ke-6 : Salemba Empat,2002.
No comments:
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar anda ! Jangan pura-pura buta !